Honda Win identik motor inventaris seperti motor operasional untuk Kepala Desa alias Kades, pegawai negeri dan sebagainya. Kalau dipakai anak muda, dirasa kurang kece! Tapi, di tangan Muhammad Ramadan dari rumah modifikasi Lazi Garage, Honda Win mendadak jadi café racer prototipe.
“Dipilih Honda Win, karena motor ini terlihat murahan. Dibikin jadi mahal dan enggak malu-maluin,” bilang Adam, panggilan Muhammad Ramadan yang juga gabung di komunitas Flying Dutchman.
Hasil dari tangan kreatifnya, Honda Win cafe racer prototype ini juara pertama kelas Classic di Kontes Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM) ME Festival Universitas Pasundan Bandung!
KAKI-KAKI 18”. Pelek Honda Win cafe racer prototype dibikin enggak terlalu kekar, kesan classicnya dapat. Roda depan dan belakang, disemati pelek ring 18” dikombinasi ban 2,50-17. Sok depan masih standar, hanya sok belakang dikustom. Double sok ditempatkan di tengah swingarm, pakai ekstension dari bahan pipa besi 1 inci untuk dudukan.
TANGKI DAN HORNET. Penyimpan bahan bakar Honda Win cafe racer prototype, dibikin panjang nan mungil. Desain mirip tangki Honda Dream 50. Tangki dibikin dari pelat besi tebal 1,2 mm, muat menampung bahan bakar 4-5 liter. Buntut hornet, juga pakai pelat besi tebal 1,2 mm. Finishing touch disemprot cat abu-abu dari Dupont bererta clearnya.
SASIS PIPA BESI 1 INCI. Hanya menyisakan rumah komstir dan swing arm. Sisanya dikustom. Sasis utama dibikin model X, supaya terlihat enggak terlalu kopong dan cungkring. Kemudian dari sasis tadi, dibikin dudukan untuk engine. Sasis ini, dibikin dari pipa besi tebal 1 inci, yang dilas pakai listrik. Ciamik! (www.motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban : Swallow
Lampu depan : Variasi
Teromol : Original
Sok belakang : Honda Supra 110
Lazi Garage : 0822-1714-5747
KOMENTAR