Kinerja klep dengan sistem pneumatic valve ini ada beberapa macam. Ada yang tidak membutuhkan kem untuk menggerakkan klep masuk atau buang, ada juga yang masih pakai. Untuk yang tidak lagi menggunakan kem, peran kem digantikan piston selenoid yang bergerak karena aktivitas hidrolik. Singkat cerita, klep bergerak bukan karena aktivitas kinetik, melainkan karena adanya tekanan hidrolik.
Kerja klep yang disebut pneumatic valve dikontrol menggunakan sistem selenoid gas. Sehingga, penggerakan klep bergerak seperti mesin solenoid yang dikontrol menggunakan gas bertekanan tinggi. Klep buang dan klep masuk bekerja karena diatur oleh tekanan gas yang dikendalikan oleh regulator yang memiliki sistem bekerja sendiri.
Kelebihannya, kerja klep (terbuka dan menutup) tidak akan mengalami kesalahan, yang bisa menyebabkan kerusakan mesin. Ditambah mesin bekerja jadi lebih enteng, lantaran tidak terbebani friksi kem lagi. Soalnya, kan udah gak pake kem lagi.
Sementara yang masih pakai kem kayak di mobil F1 Renault atau MotoGP yang pernah dijajal Aprilia, sistem pneumaticnya berfungsi sebagai pengganti spring. Makanya, disebut pneumatic valve spring. Jadi, saat klep sudah terbuka penuh setelah didorong kem, sistem pneumatiknya akan menekan klep untuk kembali menutup.
Namun, teknologi ini ada kekurangannya juga. Karena selenoid yang menggerakkan klep bersifat kompresi, ketika sealnya rusak, kerja solenoidnya akan mengalami gangguan juga. Efeknya, ya bisa berantakan juga mesinnya. Gitu loh sob! (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR