Sebanyak lebih 25 klub otomotif di Indonesia yang berdomisili di Jakarta akan meramaikan bulan Ramadhan dengan kegiatan sosial. Bila biasanya diisi dengan membagi-bagikan makanan untuk petugas yang bertugas di jalan raya seperti polisi dan petugas perlintasan kereta api, kali ini akan turun kejalan, ikut mengatur lalu lintas bersama polisi di yellow box yang ada di persimpangan jalan saat Ramadhan.
Kesepakatan turun kejalan secara bersama-sama ini di yellow box saat Ramadha akan dilakukan melalui sebuah penandatanganan komitmen, yang dilakukan di booth Ikatan Motor Indonesia (IMI), Sabtu 16 April 2016. Pernyataan dalam bentuk petisi itu merupakan komitmen klub-klub otomotif untuk mendukung keselamatan dengan melakukan aksi tertib lalu lintas di yellow box, melalui program Tertib Yellow Box.
“Kami sangat berbesar hati bahwa keselamatan di jalan raya juga telah menjadi perhatian teman-teman dari klub-klub otomotif. Dengan keperdulian bersama dan dengan keinginan yang kuat untuk bersama-sama meningkatkan keselamatan di jalanraya, kami percaya tingkat kecelakaan di Indonesia secara bersangsur-angsur dapat ditekan,” ujar Jeffrey JP, Sekjen PP IMI.
Edukasi dengan turun kejalan di persimpangan yang ditandai dengan marka yellow box, menurut Jeffrey, memiliki arti strategis. Menurutnya, kecelakaan terjadi bukan karena pengguna jalan raya tidak mengetahui artir ambu dan marka, melainkan karena tidak taat dan tidak tertib, gemar menyerobot dan ingin menang sendiri.
Kondisi mengemudi yang buruk ini dengan mudah bisa dilihat di persimpangan jalan. Pengguna jalan yang bisa melaju dihadang oleh kendaraan dari arah lain yang sebetulnya tidak bisa jalan karena kemacetan pada arus yang dilalui, tetapi memaksakan diri untuk masuk kepersimpangan jalan. Hal ini yang menyebabkan persimpangan jalan sangat rawan kemacetan, padahal di persimpangan tersebut ada marka yellow box, yang berarti tidak boleh memasuki area kotak kuning itu apa bila arus di depannya sedang mengalami kebuntuan.
Teman-teman dari klub otomotif yang nantinya akan mengedukasi pengemudi untuk tertib yellow box, yang bila sudah terbiasa tertib, diharapkan akan tertib pula di seluruh kondisi jalan yang dilalui, misalnya mematuhi batas kecepatan, tidak melaju di bahu jalan dan mematuhi rambu dan marka jalan lainnya. “Pada aksi simpatik ini, teman-teman dari klub otomotif juga akan mengingatkan pengemudi untuk selalu menggunakan sabuk keselamatan, penggunaan kursi bayi, helm dan larangan menggunakan telepon seluler,” kata Jeffrey JP.
Tertib Yellow Box adalah progam edukasi tertib di jalanraya, yang digagas Ikatan Motor Indonesia sebagai program keselamatan yang dijalankan pada tahun ini. Tertib Yellow Box merupakan bagian dari agenda besar Federation Internationale De L’Automobile (FIA), yang sejak tahun 2011 telah mendeklarasikan keselamatan global melalui kampanye FIA Action for Road Safety. Program ini dilaksanakan oleh seluruh badan-badan otomotif yang menjadi anggota FIA di seluruh dunia dan di Indonesia diwakili oleh IMI.
Data kecelakaan di Indonesia masih tergolong tinggi. Menurut catatan Kementerian Perhubungan (2014), sebanyak 29 orang meninggal dunia di jalan raya dan 80 ribu lainnya mengalami cedera atau cacat. Itu berarti 80 orang meninggal setiap hari atau 1 orang setiap 20 menit. Data itu juga menunjukkan bahwa kecelakaan di jalan raya masih menjadi penyebab utama kematian bagi anak-anak dan kaum muda produktif berusia 5-29 tahun.
Kepolisian Republik Indonesia menargetkan penurunan angka kecelakaan lalu lintas sebesar 50 persen dalam waktu 10 tahun. Target ini sejalan dengan program Decade of Action for Road Safety yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa mulai bulan Maret 2010. IMI bersama klub-klub otomotif akan berpartisipasi dalam membantu pemerintah yang berkeinginan menekan angka kecelakaan lalu lintas. (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR