Jadi dengan kata lain, lanjut Ricard, kita kalau sedang seting mesin harus tahu kurangnya motor di bagian mana. Ini bikin lari skubek bisa lebih kencang? “Contoh ketika akselerasi motor napasnya agak cepat habis di putaran atas karena roller yang dipakai masih terlalu enteng, maka diganti beberapa rollernya pakai yang lebih berat. Misal tadinya pakai rata 8 gram, nah ada roller lain yang diganti pakai yang 9 gram. Bisa 3 biji, atau hanya 1 saja,” lanjut pria yang akrab disapa Mpe ini.
Tapi, harus perhatikan pemasangannya ya. Roller yang lebih berat tidak boleh dipasang di lintasannya secara acak atau asal-asalan. “Untuk mengimbangi putaran mesin, roller yang lebih berat biasanya gue taro di lintasan yang sejajar dengan arah piston saat posisinya berada di titik mati atas (TMA). Ini ada hitungannya, jadi tidak boleh asal disilang bila belum paham karakter mesinnya,” tutup Mpe. (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR