Sirkuit dadakan Kaharuddin Nasution di Siteba, punya tipikal tikungan patah. Trek lurusnya pun hanya berkisar 400 meter. Menurut Lovin, di trek seperti ini tak perlu motor dengan power besar di atas. “Mubazir bro, gak akan terpakai,” katanya.
Makanya, di Blade ini ia sengaja menggunakan kombinasi gir berat, yakni 43 mata di belakang dan 13 di depan. “Yang penting saat keluar tikungan bisa cepat. Yang diperlukan akselerasi bawah dan menengah,” katanya.
Dalam menyeting pengapian, Lovin pun tak terlalu wah. Menurutnya, bebek Honda ini diseting memiliki peak performance di kitiran 10.000 rpm. “Grafiknya setelah rpm 10.000-10.500 rpm power akan turun,” katanya.
Intinya, disesuaikan kondisi lintasan yang tidak butuh power besar. Timing tertinggi hanya diset 35º sebelum TMA. “Tenaga di puncak tak terlalu tinggi. Salah satu keuntungannya, motor tak terlalu dipaksa. Karena cenderung main di rpm menengah. Lagipula di trek ini posisi persneling paling tinggi di angka 4. Setelah itu gigi turun lagi karena sudah tikungan,” cetusnya. (www.motorplus-online.com)
KOMENTAR