Beda dengan road race yang ada super pole, kejuaraan Asia Supermoto seri 2 yang diadakan di Stadion Kanjuruhan Malang ada super chrono yang sistemnya mirip super pole. Bedanya kalau di super pole pembalap diberi waktu 2 lap dengan dilepaskan satu persatu, kalau super chrono hanya pembalap posisi 1 sampai 6 yang memperoleh time terbaik ketika QTT.
"Ke enam pembalap berangkat bareng dan ada waktu 10 menit untuk kembali memperebutkan pole," bilang Hashim Mohd Yusoff Juri Presiden FIM Asia.
Di kelas SM1 justru pembalap asal New Zeland Richard Dibben berhasil menjadi tercepat di babak kualifikasi dan super chrono, hebatnya lagi Richard memangkas sendiri waktu terbaiknya di QTT dari waktu 53,612 detik menjadi 52,958 detik.
"Saya merasa pas feelingnya dengan motor, ngegasnya juga tidak terbebani dan memaksimalkan motor dengan didukung ban tipe basah," imbuh Richard yang berhasil mengamankan pole untuk besok balap. (http://www.motorplus-online.com)
KOMENTAR