Fuad Hasyim, pria asal Cibitung, Bekasi, biasa ‘main’ di Kawasan MM2100, Cibitung. Tempat ini, berbeda dari arena balap malam lainnya yang punya jarak hingga 500 meter. “Di sini, treknya hanya 201 meter sampai 300 meter. Makanya, Vario Techno 110 ini, masih bisa bejaban melawan motor yang punya spek 58-an. Padahal cuma pakai piston 56 mm,” sebut Fuad.
Mau tau rahasianya? Mari, disimak.
Di bagian ini, Andri menggunakan pengapian total loss, dengan CDI BRT Dualband. Sedangkan koilnya, masih andalkan bawaan pabrik. Biar lebih gesit, magnet dibubut menjadi 500 gram. Sementara di sektor CVT, kemiringan permukan puli depan, dibikin 13,8°. Rollernya, menggunakan berat 8 gram rata. Lalu agar putaran roda lebih enteng, rasio standar dimodif. “Rasio standar, dibikin enteng dengan cara dibubut. Dibikin tipis dan dibolongi bagian tengahnya,” bilang Andri, yang bermarkas di Jl. Bosih Raya, No. 6, Cibitung, Bekasi.
Masih pakai karburator standar. “Namun venturinya direamer sampai maksimal. Untuk ukuran persisnya, enggak gue ukur. Seting pilot jet dan main jetnya pakai 55/115,” bilang Andri Wibowo, mekanik dari Badboy Timur. Untuk pendinginan maksimum, radiator bawaan motor masih dipakai. Hanya saja, posisinya dipindah ke bagian depan, tidak disamping seperti bawaan pabrik. Di bagian depan, tangkapan udara segar semakin maksimal karena angin ditangkap menggunakan cover aluminium di pinggir radiator.
KOMENTAR