Didiskualifikasinya Antony West (Australia) di kelas Super Sport (SS600) Sabtu lalu (15/4) di Asia Road Racing Championship (ARRC) seri 2, Chang International Cirkuit, Buriram, Thailand, ada salah persepsi.
Apalagi setelah West curhat di akun Instagram miliknya, bahwa ia kecewa atas keputusan juri dan penyelenggara lomba yang mendiskualifikasi dirinya, lantaran motornya dianggap menyalahi aturan teknis.
"Kem kami sudah lulus tes sebagai kem standar pabrikan. Namun tiba-tiba penyenggara dan tim Thailand berusaha menekan petugas scrutinering untuk mendiskualifikasi motor kami. Dalam regulasi (ARRC), kami baru bisa didiskualifikasi jika ada protes secara tertulis dan tim yang melakukan protes harus membayar sejumlah uang. Namun itu tidak dilakukan oleh Yamaha Thailand, dan mereka tidak punya kekuatan untuk itu. Scrutineer dari FIM harusnya dipecat usai kejadian ini," tulis West dalam akun IG-nya.
(Baca: Jawaban Resmi ARRC Soal Didiskualifikasinya Anthony West)
Namun kekecewaan yang dilontarkan pembalap dunia yang sudah lama malang melintang di balap internasional tersebut, mulai GP 2-tak (125 cc, 250 cc, 500 cc), Motor GP hingga WSBK, menurut A. Yudhistira dan Novel, pembalap dan Manager dari Manual Tech Kawasaki Racing, merupakan kekecewaan yang salah persepsi.
"West salah persepsi, bukan Yamaha Thailand yang mengajukan protes untuk suruh bongkar motornya dia. Tim Yamaha Thailand justru bermaksud baik memberitahukan tim Akeno Speed (tempat West bernaung), tapi malah ditanggapi berbeda. Dikira tim Yamaha Thailand yang protes," ujar keduanya.
Lantaran menolak untuk dibongkar mesin Yamaha R6-nya, akhirnya West dinyatakan didiskualifikasi, meski sebelumnya proses scrut sudah membuktikan kalau kem yang dipakai West masih standar pabrik.
Ealah.. kepriben iki? (motorplus-online.com)
KOMENTAR