Sistem injeksi ada dua katagori, ada close loop dan open loop.
Secara pengertian simpel, close loop merupakan sistem injeksi yang kinerja Electronic Control Unit (ECU) tidak lagi membutuhkan setingan manual, semua sudah berdasarkan atas bacaan sensor yang ada di komponen mesin, throttle body dan lainnya.
“Salah satu ciri close loop terdapat O2 Sensor. Sebenernya, ini bukan O2 Sensor, tetapi Lamda yang bacanya lewat voltase. Fungsinya untuk menjaga Air Fuel Ratio (AFR) agar tetap ideal. Ada yang menggunakan lamda Narrowband dan Wideband,” tukas Tomy Huang, Founder Bintang Racing Team (BRT).
Kalau soal Narrowband dan Wideband, MOTOR Plus sudah pernah bahas.
(BACA JUGA: Video Satu Motor Dinaikin 3 Cewek dan Lawan Arah di Jalan Tol)
Narrowband, hanya mengkunci AFR disatu angka, misalkan di 14,7:1, maka bacaan ke ECU, ya harus segitu juga, kalau kurang, ECU akan menambah pasokan bahan bakar atau udara, agar angka tadi didapat.
Sedangkan, Wideband lebih komplek. Bacaan AFR akan real time.
“Tetapi, motor standar di Indonesia, lebih banyak menggunakan Narrowband, karena hanya untuk emsisi gas buang, tidak bisa diseting. Makanya saya bilang close loop banci,” kekeh Tomy. Posisi lamda sensor, ada di knalpot atau head silinder.
Sedangkan, open loop kinerja ECU-nya tidak mendapat feedback dari hasil pembakaran.
“Sudah pasti tipe close loop tidak akan memiliki lamda sensor, simpelnya itu,” terangnya.
Biasanya sistem injeksi open loop, masih memiliki setingan manual. Seperti setelan angin, contonhnya di Yamaha V-ixion lama.
Di throttle body, masih terdapat setelan angin, untuk mengatur pasokan udara yang masuk ke ruang bakar. (www.motorplus.grid.id)
Penulis | : | Panji |
Editor | : |
KOMENTAR