Penggunaan rangka knock down di motor, sebenarnya sudah jadi teknologi jamak di motor gede alias moge, atau di motor enduro dan motocross.
Pabrikan pun punya alasan tertentu untuk menggunakan sistem sasis seperti ini.
Terpisahnya main frame dan subframe, ternyata punya tujuan bagus.
“Secara material, biasanya main frame itu lebih keras dibanding subframe. Itu bertujuan untuk safety,” jelas Kadek Suma Adnyana, dari Divisi Motorsports Yamaha Indonesia.
Di jajaran moge Yamaha sendiri macam YZF-R1, YZF-R6 serta YZ250 F dan lainnya, sudah menerapakan teknologi ini sejak lama.
(BACA JUGA : Modifikasi Honda Tiger Revolver Frame Sangar)
Lebih extreme lagi di motor-motor enduro macam KTM, Husqvarna dan Beta, yang menggunakan bahan plastik campuran di sub frame pacuan-pacuan enduro dan motocross mereka.
Selain lebih ringan, juga lebih aman.
Kenapa dibedakan materialnya? Lebih lanjut Suma menambahkan.
“Jika ada benturan keras, maka subframe yang akan mengalami deformasi dibandingkan main framenya,” jelas pria asli Bali ini.
Hal ini bertujuan untuk mengeliminir kerusakan.
Nah.. sekarang bayangkan jika motor terpelanting dan terguling dengan benturan yang sangat tinggi!
Pada rangka model solid, tentu akan mengalami kebengkokan yang fatal. Berbeda dengan motor penganut frame model knock down, umumnya bagian subframe saja yang akan mengalami kerusakan fatal.
Rupanya teknologi frame sambungan ini, belakangan mulai diterapkan di motor-motor custom.
Sebelumnya, ramai pula diaplikasi di pacuan balap lurus dan road race.
Namun di motor balap, tujuan pakai sub frame knock down, cenderung untuk kejar bobot ringan.
Helios Hedar dari Pro Tuner, salah satu builder asal Bali yang mencetuskan ide ini di motor-motor custom garapan mereka.
“Kami membuat rangka subframe sendiri dengan sistem bolt on. Selain bertujuan untuk keamanan, nantinya bila pemilik motor mulai bosan dengan style modifnya, tinggal buatin subframe baru,” terang builder yang ngedon di Jl. By Pass Ngurah Rai No.16. Tuban, Kuta Utara, Bali.
Contohnya seperti yang diterapkan di Kawasaki Ninja 250R bergaya Scrambler, pernah nongol di MOTOR Plus versi cetak beberapa edisi lalu.
Tim Pro Tuner, menerapkan trik ini di setiap motor garapannya.
“Itu menjadi salah satu ciri khas motor garapan kami,” bangga Helios yang blasteran Italia ini.
Untuk sistem knock downnya sendiri, cukup mudah.
Biasanya menggunakan baut pengunci, bisa satu atau dua baut di setiap sambungan.
Sedangkan metode penyambungannya bisa mencontek milik moge-moge yang sudah banyak berseliweran.
Sedangkan hasil karya Pro Tuner, menggunakan besi bulat yang terbagi menjadi dua bagian, lalu disambung ke asasi utama.
Selanjutnya, dikunci atau dikencangkan pakai dua baut.
“Dengan menggunakan dua baut, akan lebih kokoh dan enak dilihat,” yakin Helios. (www.motorplus-online.com)
Source | : | MOTOR Plus |
Penulis | : | Motorplus |
Editor | : |
KOMENTAR