Fenomena joki tembak di road race layaknya joki cabutan di drag bike maupun balap liar.
Secara teknis sama, seperti bagi hasil dan persentase bayaran joki alias pembalap.
Yang membedakan adalah pada faktor fisik pembalap.
Soalnya road race menempuh minimal 6 lap hingga 20 lap. Bila ikut banyak kelas tentunya fisik harus kuat.
"Makanya harus didukung dengan fisik bagus, olahraga jadi jaminan paten stamina bagus," papar Irfan Riyadoh yang ikut Kejurda Jawa Tengah.
(BACA JUGA : Cara Joki Balap Liar Dapat THR)
Praktik pembalap cabutan ini memang jamak dilakukan pembalap privateer.
Dengan ikut banyak kelas tentunya semakin banyak pundi-pundi rupiah yang bisa diraup.
Apalagi jika mampu kampiun atau minimal 3 besar. Akumulasi hasil bayaran juga otomatis berlipat ganda.
Fenomena ini juga udah umum dilakoni owner tim daerah, biasanya pemilik motor yang gak punya pembalap pakai jasa pembalap cabutan.
Nah pemilik tim yang pakai jasa ini biasanya cuma cari nama, alias kasih biaya pendaftaran dan minta piala saja.
"Nanti duit hasil juara dibagi buat pembalap dan mekanik dengan prosentase sesuai perjanjian," tambah Rizka Oon yang mulai turun lagi di Kejurda Jateng tahun ini. (www.motorplus-online.com)
Source | : | MOTOR Plus |
Penulis | : | Andika |
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR