Assalaamu'alaikum wrwb. Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Handan wasyukron lillah. Allohumma sholli 'ala sayyidinaa Muhammadin wa ala aalihi, wa shohbihi ajmain. Amma ba'du.
“Sahabat TAUBAT (Tausyiah Biker Taat, red) yang budiman, semoga kita semua selalu dalam pemeliharaan serta rahmat-Nya. Dan tetap selalu dalam keberlimpahan kesehatan, kerizkian, kedamaian serta kebahagiaan. Aamiin wal qobuul.
Guru saya memberi nasihat: "Berhentilah saling menghujat hanya karena dosa kita berbeda". Lama saya memahami maksud perkataan beliau.
Saya baru menyadari. Bahwa, semua manusia itu berdosa, tempatnya salah dan dosa. Hanya saja Alloh menolong dan menjaga kepada Nabi Besar kita, Nabi Muhammad Sholallohu 'alaihi wasallam.
Sedangkan kita, tentu pasti pernah, bahkan mungkin sering tersandung perbuatan dosa, disengaja maupun tidak. Kita ketahui dan sadari, ataupun tidak.
Misalkan, dalam aturan syariat Islam, kalo tidak dalam keadaan 'darurat', diwajibkan berpuasa penuh di bulan Romadhon. Artinya, kalo kita tdk berpuasa, itu berdosa.
Yang menarik, saya mengamati diri saya sendiri, terutama dulu. Saya sering menggunjingkan dan menghujat orang yang tidak berpuasa.
Padahal bergunjing atau menghujat itu juga dosa! Akhirnya, saya dan dia sama berdosa, cuma dosanya berbeda. Lebih konyolnya lagi, kalo kami saling menghujat satu sama lain.
Dalam berhidupan beragama, diajarkan tidak saling menggunjing apalagi menghujat satu sama lain. Karena dalam konteks dak’wah pun sebenarnya mengajak, bukan menghujat, apalagi menghakimi.
Dalam artian mengajak dengan keikhlasan, kebebasan kepada siapa yang kita ajak dengan keputusan mau atau tidaknya, itu hak mereka. Karena sesungguhnya, hidayah adalah hak preroogratif Alloh kepada siapa diberikan, Itu mutlak kuasa-Nya
Tugas manusia hanya berbuat, baik bukan mendata siapa yang akan masuk surga dan siapa yang akan masuk neraka'.
Karena sesungguhnya surga dan neraka adalah hak prerogatif Alloh. Hanya dengan rahmat-Nya-lah surga akan dihuni kepada siapa yang di kehendakinya.
Apapun yang ada pada dalam diri manusia, akan tercerminkan pada perjalanan kehidupannya. Di dalam diri rasa damai bahagia, maka apapun yang keluar dari dirinya adalah rasa kedamaian dan kebahagian dan yang di alami dalam kehidupannya pun adalah rasa kedamaian dan Kebahagiaan. Begitu juga kebalikannya.
Nabi besar kita, Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wasallam mengajarkan dan mencontohkan untuk selalu memaafkan dan berbuat baik, serta mendoakan kebaikan untuk mereka yang menyakiti beliau.
Karena sesungguhnya di dalam memaafkan ada manfaat dan keajaiban yang luar biasa.
Teruslah berusaha untuk berbuat baik dan banyak manfaat bagi orang banyak. Ketika kelak kita lupa dimana letak benih kebaikan yang pernah kita semai, maka suatu hari hujan akan memberitahu dimana letaknya.
Maka tebarkanlah terus kebaikan, dimanapun dan kepada siapapun. Karena kita tidak akan pernah tahu dimana & kapan kebaikan itu akan tumbuh.
Lakukanlah kebaikan walau bukan pada tempatnya, karena kebaikan tidak akan hilang bekasnya dan ia adalah anugrah terindah dari cinta kasih sayang-Nya.
Terkadang kita dapatkan balasan kebaikan di dunia ini, atau menjadi Tabungan kelak di akhirat. Jangan kita rampas kebahagiaan seseorang dan jangan kita sakiti hati seseorang.
Karena Islam diturunkan hanya untuk menjadikan rahmat bagi seluruh alam semesta. Dan tidak Alloh turunkan agama Islam kecuali untuk memperbaiki akhlak. Menjadikan ahklak yang baik, 'Akhlaqul kariimah' sungguh sudah ada padan diri Nabi Muhammad .
Wal-Afwu mingkum, wassalamu alaikum. (www.motorplus-online.com)
Penulis | : | Motorplus |
Editor | : |
KOMENTAR