Fitur History Di ECU BRT Juken 5 Mudah Deteksi Kesalahan

Nurul - Jumat, 16 Juni 2017 | 14:54 WIB

ECU BRT Juken 5 yang belum lama diluncurkan BRT-Bintang Racing Team, punya fitur history buat deteksi kesalahan.

Yup, kesalahan saat seting semprotan bahan bakar pasti sulit diatasi kalau hanya lewat feeling.

Sebab, susah untuk mencari tahu di RPM dan bukaan TPS berapa yang bermasalah.

Adanya sistem history ini membantu untuk mencari letak masalahnya.

(BACA JUGA : BRT Bikin Pelatihan Injeksi 2017)

“Sistem kerjanya mirip data logger. Mencatat dan menyimpan data kerja ECU selama digunakan. Dengan adanya fitur history, lebih gampang untuk mencari masalah. Misal, ada titik di mana motor brebet ketika digunakan. Tinggal dicek history-nya, bisa ketahuan di mana masalahnya,” ucap Tomy Huang, bos BRT-Bintang Racing Team.

Menurut Tomy Huang, untuk di Indonesia fitur history ini hanya bisa didapat di ECU BRT Juken 5 tipe Racing Turbo.

Di tipe lainnya tidak tersedia.

Cara menggunakannya juga gampang, sobat tinggal tekan tombol tambahan yang disambung ke ECU menggunakan kabel.

“Tinggal pencet saat motor dalam keadaan menyala. Sambil jalan atau ngebut juga bisa. Kalau sudah masuk mode merekam, lampu biru di ECU akan berkedip. Jika sudah selesai, silahkan pencet lagi tombolnya, motor akan otomatis mati dan data tersimpan di ECU,” papar Baron tim teknisi dari BRT-Bintang Racing Team.

Untuk membaca datanya, sobat harus menggunakan laptop yang sudah terinstal aplikasi ECU BRT Juken.

Sambungkan ECU ke laptop menggunakan kabel data.

Saat sudah tersambung putar kontak ke posisi ON maka data history hasil rekaman akan terbuka di laptop secara otomatis.

“Kalau sudah muncul di laptop, data history di ECU akan otomatis terhapus. Datanya menunjukan AFR motor ketika digunakan dan ditandai dengan warna. Biru menandai setingan terlalu basah atau boros, Hijau setingan pas, Kuning agak kering atau irit tapi aman, Merah terlalu kering,” tambah Baron.

Nah, sebenarnya data yang dihasilkan ini akan kurang presisi kalau masih menggunakan sensor O2 bawaan motor.

Bagusnya kalau sudah menggunakan sensor wide band aftermarket yang lebih presisi.

Meski kurang presisi, setidaknya data dari sensor 02 bawaan motor ini masih bisa dijadikan patokan seting.

Bisa kelihatan di mana masalah yang mungkin terjadi pada motor sobat.

“Dengan fitur history ini kelihatan semua peta pemakaian. Ada di RPM dan TPS berapanya bisa dilihat. Jadi, nyeting ECU lebih enak, karena tahu apa yang harus diperbaiki. Bukan cuma kira-kira yang bikin waktu seting jadi lebih lama,” tutup Baron yang ngantor di markas BRT-Bintang Racing Team, Jl. Mayor Oking No. 102, Cibinong, Bogor, Jawa Barat. (www.motorplus-online.com)

Source : MOTOR Plus
Penulis : Nurul
Editor :


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular