Sistem Continuously Variable Transmission (CVT) pada motor matik perawatannya harus lebih detail, agar kinerja seluruh komponen berjalan baik.
Namun tak jarang pembesut skubek lalai perawatan rutinnya.
Bahkan ada yang beranggapan CVT tidak perlu dilakukan servis berkala.
Jelas salah besar bor!
(BACA JUGA : Paket Upgrade CVT Yamaha Buat Turing )
“Malah CVT harus sering dirawat. Karena kotoran dan debu akibat gesekan kampas, roller maupun dari luar, pasti bersarang di dalam CVT,” ucap Agus Kurnia, Service Advisor (SA) Daya Motor Tambun yang berada di Jl. Diponegoro No. 16, Setiamekar, Tambun Selatan.
Kerusakan yang sering terjadi, kata Agus, salah satunya di bagian pin guide sliding. Bentuknya seperti tonjolan yang berjumlah 3 buah, yang berada di dalam movable drive. Pin kecil ini berfungsi sebagai penuntun gerakan pulley belakang, untuk membuka atau menutup.
Nah, karena pin bergesekan dengan jalurnya di movable drive, maka membutuhkan pelumas, yakni pakai gemuk atau grease tahan panas. “Setiap servis CVT, part ini sebaiknya dibersihkan dari gemuk yang lama, lalu olesi gemuk baru,” jelas Agus.
Gejala yang biasa dirasakan bila bagian ini kekurangan pelumas, yakni lari motor sedikit tertahan dan muncul bunyi kasar di CVT bagian belakang. Penggunaan motor yang kasar juga turut menyumbang cepat rusaknya part ini.
“Kalau didiamkan, lama-lama akan membuat jalur lintasannya termakan! Karena pin mengikis lintasannya itu, sehingga jadinya oblak parah. Pin juga rawan keluar dan tersangkut di pulley. Efeknya, V-belt bisa putus,” wantinya.
Oh iya, saat servis CVT juga harus memperhatikan seal atau O ring pada pulley belakang. Bila terlihat ada gemuk yang lolos keluar, bisa dipastikan seal dan O ring sudah rusak dan harus diganti. “Sebaiknya lakukan perawatan CVT setiap 4.000 km,” tutup Agus. (www.motorplus-online.com)
Source | : | MOTOR Plus |
Penulis | : | Ryan Tambun |
Editor | : |
KOMENTAR