Liburan saat Lebaran ini memang banyak dimanfaatkan orang-orang untuk mengunjungi tempat wisata diberbagai daerah.
Namun, terkadang ada beberapa tempat wisata yang memiliki jalur yang dilalui dengan menyebrangi sungai.
Seperti Em Plus yang mengunjungi wisata pantai Samudra Baru di Karawang dan Wisata sejarah rumah singgah Ir. Soekarno presiden pertama Indonesia saat diasingkan di Rengasdengklok, Jawa Barat.
Kita bukan bahas tempat wisatanya ya sob, tetapi akses menuju kesana ada yang unik sob, kita harus menyebrang sungai Citarum yang lebar menggunakan perahu penyebrangan atau orang sana biasa menyebut Eretan.
(BACA JUGA : Vinales Tunjuk Dua Rider Yang Berbahaya di Assen, Tidak Ada Nama Rossi!)
Nah, eretan ini berupa perahu yang memiliki panjang sekitar 8 meter dan lebar 5 meter dan dioprasikan secara manual dengan menarik tambang besar dan membutuhkan sekitar 5 orang di setiap perahunya.
Perahu yang berfungsi menghubungkan Kabupaten Bekasi dan Kota Karawang ini dipenuhi pemotor yang ingin menyebrang.
Maklum sob, belum ada jembatan yang melewati salah satu sungai terpanjang di Jawa Barat ini.
Untuk menyebrang, 1 motor dikenakan biaya Rp 3 ribu dan Rp 10 ribu untuk mobil dan 1 perahu mampu menampung sekitar 30 motor atau 3 mobil besar.
"Kalau musim liburan lebaran ini, 1 hari bisa menyebrangkan lebih dari 800 motor. Untuk mobil juga tidak terhitung lah" ucap Usman yang bertugas menarik tambang perahu.
Perahu dari kayu yang beroperasi 24 jam ini teryata memperoleh pendapatan yang fantastis lho, saat musim liburan 1 perahu bisa mengantongi Rp 6 juta dalam 1 hari.
"Bisa lebih dari segitu kalau cuaca sedang bagus, maklum kalau cuaca kurang bagus mempengaruhi orang yang menyebrang" tambah pria paruh baya ini saat ngobrol bareng Emplus
Perahu eretan ini juga punya beberapa kendala sob, seperti arus sungai yang kencang dan debit air sungai Citarum yang tinggi pasti perahu berhenti beroprasi untuk sementara demi keselamatan. (www.motorplus-online.com)
Source | : | MOTOR Plus |
Penulis | : | Ryan Tambun |
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR