Jangan bingung dulu soal judul di atas sob.
Memang di edisi cetak di No. 954, dibahas soal penggunaan bahan bakar oktan tinggi, umumnya buat motor-motor dengan rasio kompresi tinggi.
Dan itu memang terbukti saat MOTOR Plus coba jajal di Suzuki GSX-R150, yang mengusung rasio kompresi 11,5 : 1.
Dari hasil pengukuran performa di atas mesin Dynojet 250i milik BRT-Bintang Racing Team, sport full fairing terbaru andalan pabrikan berlambang S besar ini lebih cucok nenggak bensin dengan oktan 98 (Pertamax Turbo) dibanding pakai Pertamax yang oktannya cuma 92.
(BACA JUGA : Bahan Bakar Premium Ada Yang Oktan 90)
Dari data hasil riset yang dilakukan oleh PT Pertamina Persero, memang untuk motor dengan rasio kompresi di atas 11 : 1 sampai mendekati 13 : 1, disarankan menggunakan Pertamax Turbo (RON 98).
Sementara yang rasio kompresinya di atas 10 : 1 sampai 11 : 1, idealnya pakai bensin RON 92 macam Pertamax.
Di bawah 10 : 1 hingga 9 : 1, nenggaknya Pertalite yang punya RON 90. Di bawah 9 : 1, ya Premium (RON 88).
Namun pada kenyataannya, dalam pengujian di Honda Vario 125 yang punya rasio kompresi 11 : 1, performa yang dihasilkan ketika menggunakan bensin Pertamax (RON 92), malah tidak sebagus saat pakai Pertalite (RON 90).
Tercatat waktu pakai Pertamax, power maksimum hanya membukukan 8,25 hp di putaran 8.000-an rpm.
Sedangkan saat pakai Pertalite, tenaga puncak bisa tembus 8,40 hp di kitiran yang sama.
Torsi maksimum pun masih lebih baik waktu pakai Pertlite, yakni mencapai 6,53 lb.ft (8,85 Nm) di 6.100 rpm.
Sedangkan pakai Pertamax, hanya 6,36 lb.ft (8,62 Nm) di 6.200 rpm.
“Ini bisa dipengaruhi oleh timing pengapian. Bensin oktan tinggi itu kan susah terbakar. Ketika timing pengapiannya agak mundur, maka bensin terbakarnya cenderung makin mundur, ada jeda sekian derajat dari titik nyala busi. Akibatnya, performa mesin jadi kurang maksimal,” bilang Tomy Huang, bos BRT-Bintang Racing Team.
Dengan kata lain, kompresi tinggi juga tergantung dari setingan pengapiannya.
Jadi, tidak semua motor dengan rasio kompresi mesin tinggi, harus pakai bensin oktan tinggi pula.
Paling bijak, sobat coba bandingkan dulu, penggunaan bensin mana yang dirasakan bikin tarikan motor lebih enteng dan lebih irit bahan bakarnya.
“Kalau mau lebih fix lagi, ya lewat cara diukur di atas mesin dyno,” tukas Tomy.
Gitu loh sob! (www.motorplus-online.com)
Source | : | MOTOR Plus |
Penulis | : | Athaya |
Editor | : |
KOMENTAR