Silakan tanya sejarah Suzuki di balap pada generasi tahun 2000-an.
Pabrikan logo ‘S’ itu merajai kancah road race Indonesia.
Yamaha dan Honda seakan hanya pemanis balap pada kala itu.
Persaingan di sirkuit pun sangat ketat, Yamaha hampir sejajar Suzuki.
Sedangkan Honda rapi di belakang. Suzuki kokoh tak terpatahkan kala itu.
Melihat tonggak sejarah balap road race Suzuki, tak lepas dari joki andalan pada masanya di era 2000-an.
Siapa yang tak kenal Hendriansyah.
Pembalap yang cukup lama bertengger dengan Suzuki ini mendominasi balap dengan menunggangi Suzuki RG Sport.
“Pada masanya memang Suzuki bisa dibilang rajanya di balap road race. Terlihat kalau di lintasan balap gerombolan depan pasti diisi squad Suzuki, dominasi Suzuki pada masa itu sangat kuat, sehingga Yamaha dan Honda seakan tak mampu mematahkan keunggulan mesin Suzuki RG Sport,” tukas Adriansyah, mekanik yang pernah bergabung bersama Suzuki.
Namun bukan hanya Hendriansyah yang mengangkat kejayaan Suzuki pada eranya.
Tercatat ada beberapa pembalap seperti Felix Judianto dari DKI, dan Bima Aditya dari Jogja yang kesemuanya adalah rider unggulan papan atas.
Generasi sebelumnya, Dicky ‘Jambret’ Setiawan juara nasional menggunakan Suzuki Tornado.
Belum lagi ditambah pembalap-pembalap privater lainnya yang ikut meramaikan balap Indonesia menunggangi RG Sport.
“Bila kita lihat dominasi Yamaha Jupiter-Z di road race masa kini, maka kurang lebih seperti itulah wajah Suzuki di masa lampau. Dari event kejurda hingga kejurnas ramai pengguna Suzuki, dan selalu terlihat Suzuki berada di rombongan depan, ya kira-kira seperti itulah balap zaman 2000-an, hanya saja dulu eranya 2-tak,” tutur Adri saksi hidup pada masa kejayaan Suzuki.
Selain itu di balik kencangnya Suzuki ada sosok mendiang Om Cia atau Michael Iskandar, sang maestro kilik mesin Indonesia. Beliau memang engineer-nya beberapa mesin Suzuki, seperti Suzuki Sprinter dan Crystal.
Bahkan dari Suzuki 2 silinder, Om Cia terkenal sebagai penemu BiG Bang dengan memutar kerja kruk as jadi 180 derajat.
Dari tangan Om Cia, Andika Bintang Budaya atau yang top dipanggil Gandoz Tepepa dipercaya untuk memegang RG Sport yang dipakai Hendri pada tahun 2004 sampai 2005. Murid Om Cia banyak yang berhasil, selain Adriansyah ADR Speed, ada almarhum Roni, Aar, Bang Jay alias Zaenudin Eka Jaya Motor dan pernah menjadi mekanik Jupiter termahal. Juga beberp murid lainnya.
Jadi, ada pepatah yang mengatakan “Tiap orang ada masanya dan tiap masa ada orangnya” memang seperti itu, selalu ada bibit-bibit baru di tiap generasi balap road race di Indonesia.
Benar juga ya, seperti juga era karburator yang kini diganti injeksi!
Selalu ada perkembangan dari masa ke masa, apa yang akan kita lakukan sekarang akan menjadi coretan sejarah dimasa depan. Romantisme yang asyik untuk dikenang! (www.motorplus-online.com)
Penulis | : | Teguh |
Editor | : |
KOMENTAR