Dani Pedrosa pembalap MotoGP yang sudah yang masih bisa bertarung sampai saat ini.
Pedrosa sudah membalap di ajang balap motor yang paling bergengsi di dunia ini selama 16 tahun.
Di MotoGP pembalap yang doyan dengan Real Madrid ini sudah bergabung dengan Repsol Honda sejak 2006 sampai sekarang.
Teman setim Dani di MotoGP sudah berganti-ganti.
(BACA JUGA: MotoGP Qatar Bakal Dicoret Tahun 2018)
Pahit dan manisnya bersama teman setim diutarakan baru-baru ini.
Mulai dari Nicky Hayden pada tahun 2006 hingga 2008 jadi teman setim Dani.
Kemudian di tahun berikutnya Andrea Dovizioso menjadi rekan satu tim Pedrosa selama 3 tahun.
Setelah kontrak Andrea Dovizioso berakhir, di lanjutkan oleh Casey Stoners.
Stoner membalap bersama Repsol Honda berlangsung selama 1 tahun di 2012.
Dan yang menjadi rekan satu timnnya sejak 2013 hingga saat ini adalah Marc Marquez.
Lalu, apa kata Pedrosa tentang mantan rekan-rekan satu timnya tersebut?
(BACA JUGA: Kemenangan Pertama Hayden di MotoGP Dijadikan Film)
“Team-mate pertama saya adalah Nicky Hayden. Punya mental yang sangat kuat. Dia tidak peduli kamu setengah detik lebih kencang. Di hari minggu (race day), dia akan selalu bertarung di depan,” kata Pedrosa.
“Andrea Dovizioso, saya selalu ingat tentang ketenangannya. Dia tidak pernah stres melihat apa yang dilakukan orang lain. Tidak ada yang bisa membuatnya keluar dari zona nyamannya," imbuh Marquez
“Casey Stoner, dia adalah sebuah fenomena. Dia tidak butuh rutinitas (latihan, dan lain-lain). Begitu naik motor dia bisa langsung sangat kencang.” jelasnya.
“Marc Marquez, dia bisa belajar banyak dari orang lain, mengambil semua bagian terbaik," terang pemilik nomor start 26 itu.
Bagaimana dengan Valentino Rossi?
Rossi memang tidak pernah menjadi rekan satu tim Pedrosa, namun Rossi adalah rival abadi sekaligus sahabat bagi Pedrosa.
“Kekuatan Valentino Rossi adalah Valentino Rossi, sulit untuk dijelaskan, dia sangat kuat saat bertarung jarak dekat, tapi yang lebih dari apapun dan mentalitasnya selalu menjadi faktor kemenangannya," jelas Pedrosa.
“Baginya, posisi ketiga lebih baik dari pada posisi keempat, dan posisi kedua lebih baik dari pada posisi ketiga, dia tidak pernah menyerah,” tutupnya.
Pedrosa mengawali karir di kelas GP125 cc pada tahun 2001, kemudian ia mendapat gelar juara dunia di kelas 125 cc pada tahun 2003.
Setelah itu Pedrosa berturut-turut menjuarai kelas 250 cc dan ia akhirnya harus naik ke kelas para raja alias kelas MotoGP.
Perlu di ketahui Pedrosa belum pernah sampai saat ini mendapat gelar juara dunia di kelas MotoGP.
Tapi, performa yang di miliki Pedrosa di atas motor tidak bisa dianggap remeh. (www.motorplus-online.com)
Penulis | : | Radit Kete |
Editor | : |
KOMENTAR