Two Wheels Motor Racing (TWMR) promotor event balap Asia Road Racing Championship (ARRC) sebelumnya berjanji akan ada peninjauan kembali untuk regulasi kelas Asia Production 250 (AP250).
Hal ini berkaitan dengan terlalu superiornya All New Honda CBR250RR di kelas balap motor sport 250 cc produksi masal ini.
Regulasi baru yang mengatur ulang batas minimum bobot ini sudah resmi keluar dan siap dipakai pada seri 4 di sirkuit International Sentul, Bogor, Jawa Barat 12-13 Agustus mendatang.
(BACA JUGA : Nih Regulasi Resmi Kejurnas Sport 250 cc)
"Regulasi memang harus dikaji ulang. Kondisi sekarang tidak berimbang. Maklum, CBR250RR motor generasi terbaru yang lebih unggul. Susah buat pabrikan lain bersaing dengan kondisi dan regulasi saat ini. Setidaknya dengan ada ubahan regulasi kita bisa berusaha buat menang. Tidak seperti sekarang yang sulit," ucap Ibnu Sambodo, bos tim Manual Tech Kawasaki Racing yang berbicara ini sebelum regulasi bobot baru keluar.
Pakde sapaan akrab Ibnu membenarkan kalau sempat ada tawaran menyamakan ukuran klep di awal musim.
Namun, perwakilan Kawasaki dan Yamaha sama-sama menolak usulan itu.
"Orang yang tidak mengerti teknis, mungkin berpikiran dengan ukuran klep sama akan imbang. Padahal bisa lebih parah. Kami harus sesuaikan ruang bakar dan part lain. Hasilnya juga belum tentu imbang karena desain mesin Kawasaki tidak untuk klep sebesar itu. Saya sarankan kem bebas tapi ditolak," tambah Pakde yang tidak ikut perundingan ketika di Jepang.
"Kalau mengubah mesin, Yamaha dan Kawasaki memang menolak. Karena kami harus riset lagi dengan waktu yang mepet. Di seri Jepang ada pertemuan. Yang ditekankan regulasi baru mengenai bobot motor. Sekarang keputusan akhirnya ada ditangan promotor dan FIM," tambah Wahyu Rusmayadi, Manager Team Yamaha Racing Indonesia yang juga berbicara ini sebelum regulasi baru keluar.
Akhirnya, pada tanggal 20 Juni lalu pihak TWMR mengeluarkan regulasi baru untuk AP250.
Inti ubahan peraturannya ada di bobot motor berikut bahan bakar.
Aturan baru menetapkan bobot minimum Yamaha YZF-R25 dan Kawasaki Ninja 250 Fi sama-sama 130 kg.
Sedangkan bobot minimun All New Honda CBR250RR tetap 135 kg. Artinya R25 dan Ninja 250 mendapat keuntungan bobot 5 kg lebih ringan untuk mengurangi defisit power.
“Kita tidak mengomentari tentang adil atau tidak regulasi baru ini. Tetapi dasarnya apa sehingga keluar regulasi itu? Kami perlu penjelasan yang logis. Tahun lalu juga ada yang dominan bahkan 9 sampai 10 juara, regulasi tidak berubah. Kalau seperti ini balap bisa mahal lagi. Buat menurunkan bobot ujung-ujungnya kompetitor harus mengakali lewat material yang digunakan. Sedangkan yang paling berat harus naik power kan?,” ungkap Anggono Iriawan, Senior Manager Safety Riding & Motorsport PT. Astra Honda Motor yang mewakili Astra Honda Racing Team (AHRT).
Meski mendapat keuntungan soal bobot di regulasi baru yang keluar, ternyata kubu Kawasaki dan Yamaha juga tidak lantas senang.
Pasalnya, menurunkan bobot di motor balap juga tidak mudah.
Sebab, penggantian, pengurangan dan juga penggunaan material part sudah diatur ketat diregulasi. Makanya sulit juga untuk menurunkan lagi bobot motor.
“Menurut saya efek aturan baru itu juga tidak signifikan. Sekarang saja kita kesulitan menurunkan bobot Ninja 250 kurang dari 140 kg. Mau cari dimana lagi penurunan sampai bobot motor jadi 130 kg. Seharusnya ada ubahan juga diperaturan lain yang bisa memungkinkan mengganti part lebih ringan. Sekarang mau ubah apalagi kalau masih dibatasi regulasi. Bisa dapat 135 kg aja sudah hebat,” tutur Pakde Ibnu.
Sayangnya, hingga artikel ini ditulis Em-Plus tidak mendapat konfirmasi resmi dari pihak Yamaha mengenai komentar tentang regulasi baru ini.
Sekarang kita tunggu saja seri 4 AARC nanti yang berlangsung di Sentul. Apakah lahirnya regulasi baru ini membuat balap lebih kompetitif dan lebih menarik untuk ditonton? (www.motorplus-online.com)
Source | : | MOTOR Plus |
Penulis | : | Nurul |
Editor | : |
KOMENTAR