Jalan layang bukan tol Casablanca-Tanah Abang sering jadi andalan pemotor untuk memangkas waktu lebih cepat daripada harus melewat jalur jalan raya di bawahnya.
Tapi aturannya jelas kalau motor tidak boleh melewatinya.
Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan, Jalan Layang Non Tol (JLNT) Casablanca-Tanah Abang tidak mampu mengurai kemacetan.
Sementara, motor dilarang melintas di jalan layang ini lantaran ketinggiannya yang dianggap tidak aman dilalu roda dua.
(BACA JUGA: Kok Bisa Pemotor Bekasi Enggak Ketemu Jalan Pulang Setelah Masuk Jakarta?)
"Iya itu enggak mengurai kemacetan, naik ke atas juga enggak mengurai kemacetan. Kita itu bertanggung jawab atas keselamatan mereka yang naik ini," kata Djarot kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (24/7).
Menurutnya, jika pengendara motor tetap nekat menggunakan jalan layang tersebut hingga terjadi kecelakaan, Pemprov DKI Jakarta tidak akan bertanggungjawab.
Karena pihaknya sudah mengatur sekaligus melindungi pengendara.
"Kalau enggak selamet gimana? Kalau mereka mau tetep nekat kalau sampai terjadi apa-apa, nanti pemerintah lagi yang disalahkan. Pemerintah kam sifatnya mengatur, sifatnya adalah regulatory, mengatur, terus sekaligus mem-protect, melindungi, tujuannya itu," kata Djarot.
Mantan Wali Kota Blitar ini menyebutkan, larangan sepeda motor juga diberlakukan di Simpang Susun Semanggi.
Dirinya menilai berbahaya jika motor dibolehkan masuk jalur tersebut.
"Motor boleh enggak masuk ke situ? Kalau masuk ke situ bahaya, apalagi masuk di tengah-tengah itu kan pinggir tol, selfie di situ, iya enggak? Kan sekarang musim tuh selfie-selfie ya enggak? Kalau seperti itu siapa yang bertanggung jawab? Kacau kan? Bukan diskriminasi. Dipergunakan itu sesuai fungsinya. Kalau sampai celaka nanti kita dikira apa lagi. Jadi kayak-kayak begitu, termasuk tadi Casablanca," kata Djarot.
Artikel ini juga dipublikasikan Tribunnews.com dengan judul Mengapa Motor Tetap Dilarang Lewat Jalan Layang Casablanca? Ini Penjelasan Gubernur Djarot
KOMENTAR