Bang Gun Badai Motor Halim (BMH), Mekanik Yamaha RX-King untuk Balap Jalanan Era 1990-an

Ryan Tambun - Jumat, 28 Juli 2017 | 16:26 WIB

Sosok mekanik ini memang sudah tidak diragukan lagi kiprahnya diajang balap malam alias liaran.

Gunawan yang akrab di sapa Bang Gun atau Gunawan Gondrong juga salah satu mekanik terkenal di era tahun 1990-an.

Doi pernah korek mesin Yamaha RX-king kencang dengan masih mengandalkan part standar.

Namun, kali ini MOTOR Plus bukan membahas soal motornya sob, namun kemana doi sekarang serta aktifitasnya sekarang ini?

(BACA JUGA: Mengenal Sejarah dan Tipe RX-King di Indonesia)

Belum lama ini, Emplus mendapat kesempatan bertemu dengannya.

Sedikit kembali ke eranya, doi banyak bercerita awal pengalamannya korek motor yang sudah digelutinya selama lebih dari 25 tahun.

Membuka bengkel di tahun 1987 bernama Badai Motor Halim (BMH) di bilangan Halim, Jakarta Timur membuat doi banyak belajar.

"Awalnya korek motor itu karena adik yang bekerja di kantoran merasa motornya ditinggalkan terus dengan RX-King lainnya, nah mulai saat itu korek mesin deh," ucap Bang Gun.

Berbekal kemampuan otodidak yang dimilikinya akhirnya doi memberanikan diri untuk mengorek mesin.

(BACA JUGA: Ini 200 Harga Komponen Yamaha Force 1 dan F1Z/R)

Saat membeli motor pertamanya yakni RX-King tahun 1994, pria yang tahun ini berumur 60 tahun langsung korek mesin tersebut dengan masih mempertahankan komponen aslinya.

Sampai-sampai ukuran piston pakai ukuran aslinya alias tanpa oversize.

"Malahan dulu balap pakai bensin premium dengan oktan 88 dan ban standar, hanya penggantian di knalpot, setting spuyer dan ukuran mata gir," tambahnya.

Kiprahnya korek motor balap liar sudah tidak diragukan lagi.

Mulai dari Kemayoran, JL. Gatot Subroto, Jakarta Pusat hingga daerah Cipinang dan Pramuka Jakarta Timur pun sudah disambanginya untuk mencari musuh motornya yang sepadan.

Nilai taruhan sebanyak Rp 15 Juta di tahun 1990-an pun pernah ia dapatkan hasil balap.

Beliau pun banyak mengajarkan ilmunya ke murid didikannya, seperti Dodo dari DMC Racing, Ferry 'Jayus' Irawan dari Jayus 77 dan masih banyak lagi mekanik yang diajarkan olehnya menjadi mekanik yang punya nama diajang balap lurus.

Saat Emplus tanya kenapa mau berbagi ilmu korek dengan yang lain, doi pun menjawab bahwa ilmu wajib dibagikan karena itu juga amal ibadah.

"Saya tidak khawatir kok, disamping bagus untuk berkembangnya ilmu korek mesin, hasil korekan pun pasti berbeda-beda walau menggunakan ukuran yang sama. Karena korek mesin juga termasuk seni," sebut pria yang tinggal di Perumnas 3 Bekasi, Jawa Barat ini.

Namun sekarang, doi sudah pensiun di dunia korek mesin.

Masa tua yang dilalui bersama istri dan anaknya yang saat ini sedang kuliah semester akhir di Universitas swasta di Jakarta sudah jauh dari bisingnya geberan motor korekan.

Ketelitian mata, fikiran dan reflek yang melambat juga menjadi alasan doi pensiun.

"Mungkin sudah sampai titik jenuhnya untuk korek motor," jelasnya.

Sekarang lebih hanya penasihat bagi orang yang mau belajar korek mesin dan sharing berbagai pengalaman.

Menurutnya, dalam mengorek mesin motor, pahami dulu dasar mesin standar untuk mendapatkan ukuran korekan yang pas.

"Sebenarnya pabrikan sudah menghitung segalanya sebelum motor dibuat, tinggal bagaimana memaksimalkan. Nah dengan tau dasar mesin standarnya maka korekan yang dilakukan akan tepat dan hasilnya akan lebih bagus," tutup pria murah senyum ini.

Penulis : Ryan Tambun
Editor :


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular