Ada alasan kuat mengapa Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful mendukung penambahan kawasan yang melarang motor lewat di Jakarta.
Ada 2 alasan Djarot kasih support untuk Oktober mendatang sebagai jadwal dimulainya tambahan jalan raya yang tidak diperbolehkan motor lewat.
1. Kecelakaan motor tertinggi
Mantan Wali Kota Blitar itu pun memaparkan bahwa tingginya angka kecelakaan di jalan raya, mayoritas disebabkan oleh motor.
"Angka kecelakaan yang meninggal karena (kendaraan) roda dua itu cukup tinggi," ujar Djarot.
"Sekarang ya sepeda motor itu pelanggarannya luar biasa," ujar Djarot, saat ditemui di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (22/8/2017).
Ia pun mengaku sering menanyakan hal tersebut, terkait masih berlaku atau tidaknya aturan wajib dalam penggunaan helm saat berkendara.
"Hingga saya sering tanya ya, apa sekarang kebijakan nggak pakai helm itu boleh?, atau kebijakan pakai helm itu sudah dicabut?," kata Djarot.
Hal tersebut lantaran ia selama ini sering melihat banyak pengendara motor yang tidak mengenakan helm saat berkendara di jalan raya.
Bahkan pelanggaran lainnya juga dilakukan melalui cara membawa tumpangan tiga hingga 4 orang dalam satu motor.
"Karena banyak yang nggak pakai helm, apakah boleh motor itu boncengan sampai 3-4 orang?,"kata Djarot.
2. Menyelamatkan warga
Pemerintah Provinsi DKI harus melindungi masyarakat ibukota melalui kebijakan yang saat ini menuai pro dan kontra, yakni perluasan larangan melintas bagi kendaraan motor.
Tentunya, kata Djarot, kebijakan tersebut dilakukan untuk mengulangi tingkat kecelakaan serta agar masyarakat beralih menggunakan transportasi publik.
"Kami harus berpihak untuk bisa melindungi warga masyarakat supaya tidak banyak (terjadi) kecelakaan. Itu kebijakannya ya," kata Djarot.
Artikel ini sudah dipublikasikan Tribunnews.com dengan judul Djarot: Sekarang Sepeda Motor Pelanggarannya Luar Biasa
KOMENTAR