Minggu 7 Juni 2015, kemenangan Muhammad Fadli di kelas Supersport 600 tidak ada yang mengira bakal mengubah hidup kedepannya.
Usai melintasi garis finish dan tengah berselebrasi, Fadli secara tiba-tiba tertabrak rider Thailand Jakkrit Sawngswat dari belakang dan membuatnya cedera parah.
Usai memastikan menjalani amputasi pada awal tahun 2016, Fadli memutuskan gantung helm.
"Berat sih, karena saya sempat berusaha banget buat gak diamputasi. Tapi setelahnya, saya justru merasa ini sudah jalan terbaiknya. Udah gak sakit lagi juga," ucapnya saat itu.
(BACA JUGA: Kampas Kopling Baru Direndam Oli Supaya Lebih Gigit)
Siapa yang sangka, Fadli yang pernah merasakan jadi Juara Nasional dan Juara Asia ini berasal dari balap jalanan.
Yup, dulu Fadli terkenal aktif ikut balap Vespa.
Dari situ bakatnya terlihat tim balap road race.
Berkat kerja keras dia bisa mewujudkan mimpi jadi pembalap top di Tanah Air bahkan Asia.
Setelah gantung helm, akhir 2016 lalu Fadli membuka 43 Racing School yang bertujuan membibit dan mengasah skill para pembalap muda.
Ia menyediakan tiga jenis motor yakni Honda Blade, Honda CBR150 dan GP Mono.
"Saya membuka sekolah balap ini dengan tujuan sebagai sekolah balap pertama yang berbasis menggunakan motor berkarakter sport. Soalnya, kalau latihan dengan underbone penjenjangannya akan sulit dan bahkan sudah tidak ada," ujar Fadli.
Selain itu, Fadli kini aktif jadi atlet paralympic di cabang balap sepeda.
Dalam debutnya di ajang balap sepeda Paralympic di Qatar Februari lalu, ia berhasil finish di urutan keempat.
Perjuangan Fadli ini menginspirasi kita kalau tidak ada hal yang sia-sia jika kita terus berusaha. (www.motorplus-online.com)
Penulis | : | Motorplus |
Editor | : | Niko Fiandri |
KOMENTAR