Hobi cornering di jalan umum dari dulu sudah ada.
Hobi ini selalu jadi pro dan kontra di kalangan bikers sendiri.
Penyaluran hobi ini bisa membahayakan bagi pengendara lain di jalan.
“Enggak salah sih, cornering itu emang indah banget. Buat yang suka kecepatan dan adrenalin pasti ketagihan. Tapi, alangkah baiknya dilakukan di tempat yang benar. Sesuatu yang bagus bisa kelihatan jelek kalau tempatnya salah,” buka Mohamad Fadli, pembalap nasional yang sekarang buka sekolah balap 43 Racing School.
(BACA JUGA: Substitusi Kiprok Yamaha Xabre Punya NMAX Lebih Ekonomis)
Fadli menambahkan, cornering di jalan umum juga sangat terbatas.
Racing line banyak tekornya karena jalan umum pakai sistem 2 arah.
Belum lagi kalau ada gang ataupun orang nyebrang. Fokus cornering-nya bisa buyar dan malah membahayakan diri sendiri dan orang lain.
“Kalau racing line tekor gitu in dan out-nya kurang nikmat. Karena tekor ini juga banyak yang ngelebar ujungnya jatuh atau tabrakan. Mending datang ke arena yang dijadikan sirkuit seperti lapangan parkir stadion atau apapun. Main di sirkuit permanen juga murah kok. Cuma Rp 200 ribu bisa cornering sepuasnya seharian. Kalau kebablasan juga jatuhnya ke batu atau rumput. Bukan ke arah mobil, trotoar atau rumah orang,” tambah Fadli.
Hal yang bikin bahaya adalah faktor lain di luar cornering itu sendiri.
Penulis | : | Nurul |
Editor | : | Niko Fiandri |
KOMENTAR