MOTOR Plus-online.com - Selain ajang adu kreativitas modifikasi, gelaran Kustomfest 2017 juga sebagai ajang transaksi.
Beberapa motor karya modifikator yang berlaga laku terjual.
Salah satunya adalah karya Ruli Wood Custom.
BACA JUGA: Modifikasi Honda CB200T Ini Dijuluki Kipo Geni, Bergaya Chopper Scrambler
Setelah Vespa Sprint 1973 miliknya laku Rp 40 juta, kini satu Vespa lagi di beli pengunjung.
Yap, Vespa klasik MP6 lansiran tahun 1945 hanya dijual Rp 33 juta.
Untuk kolektor barang antik, harga segitu tidaklah berarti apa-apa.
BACA JUGA: Honda Megapro Bergaya Japanese Tracker Ini Bikinan Rumah Modifikasi Old Home Garage
Tapi, motor berkelir cream ini bukan motor asli alias motor rekondisi.
Motor khas Italia itu dibangun dari nol hingga tampil kinclong.
Meski begitu tingkat kemiripan dari motor ini bisa dibilang tinggi mencapai 80%.
"Sisanya yang tidak mirip hanya perintilan-perintilan kecil yang memang susah ditemukan dan dibuat,” ujar Ruli.
BACA JUGA: Jari-Jari Atau Pelek Racing? Ini 5 Fakta Perbandingannya, Jangan Salah Pilih Ya..
Dari MP6 reproduksi karyanya cukup mirip, seperti pijakan rem belakang di sebelah kiri, kemudian suspensi belakang yang rigid seperti aslinya.
Mesin pakai Vespa Super tahun 1973 juga fork depan, fork depan aslinya dia punya suspensi sebelah kiri, kalau harus bikin fork depan kayanya riskan karena ini termasuk bagian penting,” rincinya.
BACA JUGA: Ini Salah Satu Rahasia Marc Marquez Bisa Di Posisi 1 Klasemen MotoGP
Motor di bangun selama 3 bulan saja tapi jangan khawatir dengan kualitasnya.
“Karena sudah diuji jalan dari Jepara ke Bali waktu itu menghadiri acara Vespa jadi di jamin kuat deh,” janji Ruli.
Masalah surat-surat motor juga lengkap, “Nomer mesin kan dari Vespa Super dan nomor rangkanya juga dong.
BACA JUGA: Penjualan Yamaha XMAX via Order Online Sentuh Konsumen dari Indonesia Timur
Nomor rangka Vespa Super kita potong dan temple lagi di bodi baru ini,” urai pria yang workshopnya ada di Jepara ini.
Ruli Wood Custom
08122535708
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR