MOTOR Plus-online.com - Kebayang kan kalau terjadi di tengah jalan?
Usia pakai pakai v-belt matic sekitar 15.000-25.000 kilometer.
Jika lewat atau sering diabaikan, konsekuensinya sabuk penghubung puli primer dan sekunder di CVT (Continous Variable Transmition) rawan putus.
Namun komponen inti CVT ini enggak serta-merta putus tanpa ada gejala.
(Baca juga: Siapa Yang Mau Di Anterin Driver Ojek Online Seperti Ini? Dijamin Ogah Udahan..)
Cuma sebelum putus, biasanya v-belt akan memberi tanda dalam bentuk suara selain fisik.
Sehingga pemilik skubek lebih waspada sebelumnya alami kendala di jalan.
Ciri-cirinya bila usia pakai berlebihan, ada beberapa hal menjadi penyebab putusnya v-belt.
Semuanya bisa dideteksi kalau pemilik skubek merasa peduli pada motor dan dirinya.
(Baca juga: Busi Motor Sering Mati? Komponen Ini Dia Biang Keladinya Bro..)
Nah, bagian yang perlu dicermati diantaranya lihat bagian dalam atau bagian bergigi dari v-belt.
Tanda-tanda mau putus biasanya banyak yang retak-retak pada saat v-belt ditekuk keluar.
Selain itu samping belt sudutnya terlihat lebih ramping, atau tajam ketimbang belt standar jika diukur pakai alat khusus ceker belt.
Itu tanda belt sudah aus akibat gesekan dengan puly.
(Baca juga: Ngeri! Melihat Kembali Video Kecelakaan Tom Sykes, Terseret dan Motornya Terbakar)
Jika sudah aus dan mulur, akan timbul suara berisik di rumah CVT.
Pengaruhnya, akselerasi awal biasanya jadi selip.
Padahal gas diputar lebih dari setengah putaran, tapi tenaga tidak sesuai putaran mesin
Selain tanda fisik dan suara.
Perjalanan panjang seharian juga memungkinkan v-belt cepat cepat putus.
Misalnya, sekali jalan puluhan kilometer tanpa istirahat.
Walau baru 10.000 km, v-belt bisa saja putus.
Untuk menangkalnya, enggak ada salahnya dilakukan pengecekan.
KOMENTAR