MOTOR Plus-online.com - Selain pengendara, tentu hal yang sangat wajar jika ada penumpang atau istilahnya boncenger.
Sayangnya, aktivitas bonceng-membonceng ini kadang tidak mendapat perhatian serius pada aspek keselamatan.
Padahal dengan adanya boncenger akan mengubah dinamika berkendara bila dibandingkan dengan berkendara sendirian.
Sepeda motor sebenarnya cuma bisa dinaiki oleh 2 orang dewasa.
Tetapi tidak jarang kita lihat, terkadang ada yang naik motornya sampai bertiga, berempat, bahkan lebih.
(BACA JUGA: Tips Merawat Rantai Motor, Berikut Dengan Video Penjelasannya)
Apabila sang pengendara tidak bisa mengontrol motornya, bisa jadi terjadi kecelakaan.
Aktivitas membonceng memang harus diakui belum terlalu diperhatikan oleh masyarakat kita.
Padahal dengan membawa boncenger maka risiko yang ditimbulkan juga cukup besar, misalnya gerakan tubuh yang tidak selaras antara pengendara dan boncenger, berpotensi menyebabkan kecelakaan fatal saat berkendara.
Tidak semabarangan, inilah beberapa aspek yang harus diperhatikan ketika berboncengan agar resiko kecelakaan dapat diminimalisir.
1. Pastikan kaki boncenger sudah mampu mencapai foot step, kenapa?
Jika tidak mencapai foot step maka aspek keseimbangan sangat mungkin terganggu dan akibatnya motor rentan oleng.
(BACA JUGA: Sepelekan Tugas Filter Oli di Motor, Loe Bakal Menyesal Bro..)
Terlebih apabila boncenger bergerak sesuka hatinya.
Salah-salah bisa jadi masalah bagi pengendara.
2. Jangan lupa berikan perangkat keselamatan yang sama dengan pengendara meliputi helm, jaket, celana panjang, dan sepatu.
Meskipun boncenger, tapi risiko yang dihadapi bila terjadi kecelakaan akan sama dengan pengendara, karena itu perangkat keselamatan wajib dikenakan pula oleh boncenger.
3. Tidak ada salahnya mengingatkan atau mengarahkan boncenger agar tidak melakukan gerakan tiba-tiba saat dibonceng.
Bisa juga arahkan untuk berpegangan pada pinggang pengendara dan mengikuti gerak badan sang pengendara saat bermanuver.
(BACA JUGA: Simak Video Perawatan Rem Depan Yamaha NMAX, Dijamin Tokcer..)
4. Selain itu, yang tak kalah penting adalah hindari cara membonceng dengan tubuh menyamping yang kadang masih dilakukan oleh perempuan.
Posisi ini berbahaya karena bobot pembonceng menjadi berat sebelah sehingga dapat menyebabkan motor menjadi oleng.
5. Antara pengendara dan boncenger sekali-sekali dianjurkan untuk saling berkomunikasi.
Bukan untuk terlalu sering mengobrol sepanjang perjalanan, tapi ini mengantisipasi ketika salah satunya mengantuk.
Ketika terjadi komunikasi, salah satu bisa memberikan solusi.
Bisa menepi terlebih dahulu, beristirahat, atau sekadar membeli permen.
Gimana nih, ribet?
Meski terlihat ribet, tapi bersikap antisipatif lebih menguntungkan daripada mengesampingkan keamanan yang dapat menimbulkan resiko buruk.
Ingat safety riding ya, Sob!
KOMENTAR