MOTOR Plus-online.com - Sistem penerangan lampu motor, kebanyakan menggunakan arus AC dibanding DC.
Contoh sistem kelistrikan arus AC di motor bebek atau skubek. Agar lampu utama menyala, mesin harus hidup lebih dulu.Besar cahaya yang dipancarkan sangat tergantung putaran mesin.
Semakin tinggi engine bergasing, sorot lampu utama akan semakin terang.
Nah, karena cahaya yang dikeluarkan tidak stabil dan terkadang kurang terang, beberapa pemilik motor sengaja melakukan penggantian bohlam.
Dari yang awalnya 12V/18W, dibikin jadi 12/35W atau 12V/55W.
Katanya agar cahaya yang dikeluarkan semakin terang dari aslinya.
Cuma apa yang terjadi? Penggantian spek bohlam dari watt kecil ke watt lebih besar, cahaya yang dipancarkan justru makin redup. Terbalik kan?
Cahaya lampu makin redup, karena arus listrik yang dihasilkan sepul tak seimbang.
Tidak mampu menyuplai spek bohlam lampu yang lebih besar dari standar.
Apalagi besar tegangan dan arus yang dikeluarkan sepul sangat tergantung putaran mesin.
Selain mengandalkan putaran mesin, besar-kecil arus listrik ke bohlam lampu standar juga diatur dan dibatasi oleh kiprok.
Sehingga arus yang dikeluarkan tidak terlalu besar dan cahaya yang dipancarkan tidak gede.
Bahkan bisa lebih kecil meskipun rpm digeber secara spontan.
Kalau mau cahayanya lebih terang, spek bohlam jangan digedein tapi, dikecilin.
Sehinga arus listrik yang awalnya untuk bohlam lampu watt besar, justru bisa membuat bohlam watt kecil jadi makin besar cahaya yang dipancarkan.Ingat, biar bohlam enggak cepat putus, jangan sering geber mesin di atas rata-rata rpm. Terutama di mesin-mesin modifikasi yang sudah hasilkan rpm lebih tinggi dari standar.
KOMENTAR