MOTOR Plus-online.com - Kalau loe pernah melihat brosur spesifikasi kendaraan, ada nih penjelasan diameter x langkah.
Diameter x langkah ini berarti diameter piston dan langkah maju mundur piston dalam ruang bakar.
Perbandingan panjang diameter dan langkah piston inilah yang nantinya menentukan sebuah mesin menjadi bertipe square, overstroke, atau overbore.
(Baca juga: Ini Dia Kepanjangan Dari KTM, Ternyata Susah Juga Dibacanya)
Bagaimana sih contohnya? Nih GridOto.com akan coba bantu jelaskan.
Contohnya bisa kita lihat di spesifikasi Honda CRF150L deh...
Angka diameter dan langkah yang hampir sama alias berbeda tipis hanya 0,5 mm berarti mesin tersebut berjenis square engine.
Apa sih yang dimaksud square ini?
(Baca juga: Ini Alasan AHM Enggak Bakal Boyong Honda CB150R Exmotion Ke Indonesia)
Mesin dengan tipe ini memiliki tenaga yang hampir merata disemua tingkatan RPM, baik pada RPM rendah maupun pada RPM tinggi.
Lalu kalau panjang langkah piston lebih besar dari diameter piston, tandanya mesin itu berjenis overstroke.
Contohnya Kawasaki ZX130 yang punya diameter piston 53 mm tapi langkah pistonnya 59,1 mm.
Karakternya cocok untuk penggunaan harian yang sering stop and go di kemacetan.
Terakhir, mesin yang diameter pistonnya lebih besar dari langkah pistonnya disebut overbore!
Nah, mesin dengan tipe ini mampu berputar hingga RPM tinggi, punya tenaga puncak yang besar pada RPM menengah dan tinggi.
Ini karena mesin overbore cocok untuk mengail performa tinggi pada putaran tinggi, misalnya saat balapan di sirkuit.
Lalu manakah jenis mesin yang paling bagus?
Tentu semua bagus, karena tiap mesin dirancang sesuai fungsi dan peruntukannya.
(Baca juga: Yang Benar Bagaimana? Turun atau Enggak Saat Mengisi Bensin di Motor Sport)
Ingat juga, ada faktor lain yang menentukan performa dari sebuah kendaraan!
Misalnya seperti bobot kendaraan itu sendiri hingga skill pengendara.
Jadi enggak perlu ribut-ribut mesin tipe apa yang paling superior Sob, semua sudah ada peruntukannya masing-masing!
KOMENTAR