MOTOR Plus-online.com - Motor jenis matik, bebek bahkan sport 150 cc ke bawah banyak yang menggunakan kaliper rem 1 piston sebagai andalan.
Menariknya, beberapa bikers malah merasa performa rem dengan kaliper 1 piston lebih oke dibandingkan rem 2 piston standar pabrik.
Ahh.. Cuma perasaan ente aja atau memang benar lebih pakem ya?
Ada yang menganalisa karena cuma pakai 1 piston aliran minyak rem jadi lebih cepat menggerakan piston.
Dari bingung mending ditanyakan ke ahlinya.
(BACA JUGA : Pakem Mana, Rem Berkaliper 1 Piston atau 2 Piston?)
"Ini juga hasil riset yang sudah diuji sebelumnya. Meski satu piston, ukuran piston di kalipernya lebih besar dari piston kaliper rem 2 piston. Makanya, biaya produksi bisa ditekan tapi performa juga tetap oke," tambah Winarno, Dept Head PT Chemco Harapan Nusantara (CHN) selaku produsen komponen rem Nissin.
Logikanya, dengan piston yang lebih besar otomatis tekanan yang dihasilkan juga baik meskipun cuma menggunakan 1 piston.
Ternyata bukan cuma jumlah kaliper bawah yang berbeda, tapi ukuran piston master rem juga beda.
Chrisna Permata Putra, Marketing PT CHN mengatakan untuk kaliper rem 1 piston pakai ukuran piston master rem 11 mm.
(BACA JUGA : Belum Banyak yang Tahu! Ternyata Minyak Sayur Bisa Dipakai Buat Pelumas Kabel Kopling, Begini Caranya)
Sedangkan untuk kaliper rem 2 piston menggunakan ukuran piston master rem 12 mm.
Makanya ada perbedaan performa antara kaliper rem 1 dan 2 piston.
"Kaliper rem 1 piston akan bekerja optimal di motor berkapasitas mesin maksimal 150 cc. Untuk kaliper 2 piston optimalnya hingga kapasitas mesin 250 cc. Lebih dari kapasitas mesin itu harusnya sudah aplikasi kaliper 4 piston," tutur Winarno.
"Tapi kaliper 4 piston juga jika digunakan di motor berkapasitas mesin kecil bisa bermasalah. Karena kinerja rem jadi kelewat agresif," tutupnya.
Jadi, sebenarnya kaliper rem dengan jumlah piston lebih banyak tetap punya performa lebih bagus.
Tapi, wajib disesuaikan juga dengan tipe motornya.
Penulis | : | Mohammad Nurul Hidayah |
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR