MOTOR Plus-online.com - Saat ini, moda transportasi ojek dibagi dua jenis.
Ojek online dengan ojek pangkalan alias tanpa menggunakan aplikasi.
Nah, ternyata belum banyak yang paham bagaimana sejarah ojek itu sendiri.
Pengendara ojek yang biasanya adalah pemilik motor, disebut dengan tukang ojek.
Mungkin pernah terlintas dalam benak kita, mengapa transportasi umum dengan motor ini dinamakan dengan ojek.
(BACA JUGA: Masih Ingat Yamaha Touch125? Harga Sekennya Bikin Enggak Bisa Tidur! Nih Buktinya)
Istilah ojek sebenarnya terlahir dari kata "ngobjek" yang kurang lebih bermakna mencari tambahan penghasilan untuk menutupi kekurangan dari gaji yang diterima.
Istilah ojek sendiri diadopsi dari bahasa Belanda "object" yang bermakna barang dagangan.
Karena itu dulunya orang melafalkannya dengan "ngobyek" dan baru belakangan diucapkan dengan "ngobjek".
(BACA JUGA: Tragis! Toyota Avanza Ringsek Usai Tabrak Motor yang Harganya 2 Kali Lipat Dari Mobil Itu)
Sekitar tahun '80-90an, orang melihat peluang untuk "ngobjek" dengan menjadi alternatif becak yaitu membonceng penumpangnya dengan motor.
Dan cara ini ternyata memberi penghasilan yang lumayan dan yang penting tidak terlalu menyedot waktu dan tenaga.
(BACA JUGA: Sayang Banget! Cuma Biar Gelas Enggak Jatuh, Tangki Yamaha RX King Ini Dibikin Rata)
Dan lama-kelamaan istilah "ngobjek" menjadi sebutan pada pemberian jasa pengantaran penumpang dengan motor.
Kata "ngobjek" pun bermetamorfosa menjadi "ngojek" dan akhirnya menjadi "ojek".
Source | : | Instagram.com/kyteurope,GridOto.com |
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR