(BACA JUGA: Enggak Terbayang! Ternyata Ini Fungsi dan Sebutan 'Kawat Nyamuk' di Ujung Knalpot Motor MotoGP)
“Lazimnya sih jika tegangan aki sudah di bawah 12 volt, indikator check engine akan menyala dan ECU mengirimkan kode error di spidometer,” bilang Ari Sarwono, chief mekanik Yamaha Tabrani Jaya Motor di Bekasi, Jawa Barat.
Nah, untuk yang ingin memasang voltmeter, caranya gampang kok sob.
Umumnya hanya menyambungkan dua kabel, yaitu kabel positif dari voltmeter disambungkan keluaran setrum dari kunci kontak.
Sedang kabel negatif dari indikator dihubungkan ke massa di body atau negatif aki.
Oh iya, idealnya bila kondisi aki normal, saat mesin dalam keadaan off lama.
(BACA JUGA: Gokil! Motor Sport Kawasaki Terbaru 2018 Ini Harganya Setara Banderol Toyota Sienta Tipe V)
Tegangan aki terpantau minimal 12 volt.
Sedangkan, saat mesin hidup dan diblayer sampai putaran tinggi, tegangan aki tak boleh lebih dari 14,9 volt.
Nah, jika saat motor dinyalakan voltase aki turun atau tidak bertambah, ada baiknya cek ulang.
“Ada kemungkinan akinya sudah tidak dapat menyimpan arus dengan baik, atau perangkat kelistrikan lain seperti kiprok atau spul sudah lemah,” terang Ari.
Sebaliknya jika voltase aki sampai lebih dari 14,9 volt, bisa dipastikan limiter kiprok sudah jebol.
Kalau didiamkan (kiprok tidak segera diganti), akan membuat aki melendung alias buncit.
(BACA JUGA: Lumasi Rantai Tipe Oring Jangan Asal Semprot, Harus Chainlube Khusus)
Supaya berkendara lebih aman dari aki tekor, perangkat kelistrikan juga wajib dijaga.
Seperti kelayakan kabel-kabel kelistrikan, hingga variasi tambahan yang membebankan aki, sebaiknya dicopot sementara.
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR