MOTOR Plus-online.com - Setiap pembalap pasti mempunyai chief crew alias kepala mekanik untuk berbagi kekurangan dalam hal berkendara dan motornya saat di sirkuit.
Hal ini untuk memperbaiki kinerja agar selalu menjadi yang tercepat dan membuat nyaman pembalap.
Valentino Rossi memiliki chief crew bernama Silvano Galbusera.
Galbusera menjadi kepala mekanik untuk Valentino Rossi sejak musim 2016 lalu.
Dirinya terus dan terus menganalisis kekurangan Yamaha YZR-M1 terbaru dan model pendahulunya yang masih digunakan oleh tim satelit mereka Tech3.
Yamaha masih ngotot untuk kembali mendapatkan gelar juara dunia MotoGP dan masih mempercayakan sang maestro Valentino Rossi.
(BACA JUGA : Logo Sponsor Diubah, Livery Motor Valentino Rossi Bakal Tampil Beda?)
Namun, penampilan buruk di 2017 menjadi pembelajaran berharga bagi Yamaha untuk menyongsong musim balap 2018.
Menurut Silvano, Valentino Rossi tidak bisa masuk ketikungan dengan cepat karena Yamaha mengubah motornya untuk mengimbagi ban belakang yang lebih cepat habis pada motor versi 2016.
"Velantino Rossi merindukan perasaan yang bagus seperti pada motor 2016. Jadi dia tidak bisa masuk ke tikungan dengan cepat untuk tetap berada di jalurnya," ujarnya.
"Mesin 2016 lebih mudah dikendarai, bannya memberi feedback yang lebih baik. Jadi anda bisa mendorongnya lebih banyak lagi. Tapi motor versi 2016 lebih banyak memakan kompon ban," ucap pria asal Italia ini.
Namun hal berbeda dirasakan Maverick Vinales.
(BACA JUGA : Ini 'Mekanik' Andalan Valentino Rossi Buat Nyeting Perut dan Tenaganya)
Pada awal 2017 lalu, Maverick sangat cepat namun di beberapa seri berikutnya Yamaha tidak menemukan settingan yang tepat.
Yamaha kemudian mengubah sasis dengan geometri yang berbeda namun dengan kekakuan yang sama.
Tetap saja Valentino Rossi tidak merasakan perubahan yang lebih baik seperti pada motor versi 2016.
"Vale kehilangan waktu dan menarik gas lebih keras untuk mengimbanginya, tapi dia mengklaim traksi ban belakangnya terlalu banyak. Pada 2017, kami selalu fokus pada ban belakang dan akselarasi yang cepat,".
"Kami mengurangi tenaga mesin untuk menyelamatkan ban, dengan demikian akselarasi pun menjadi berkurang. Kami tidak bisa menggunakan kekuatan mesin secara penuh karena motornya tidak melaju kencang," tambah Silvano saat diwawancara oleh motorsportmagazine.
Penulis | : | Mohammad Nurul Hidayah |
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR