MOTOR Plus-online.com - Dengan modal uang Rp 500 perak, sudah bisa bohongi ECU (Elektronik Control Unit) yang katanya otak sistem injeksi.
Tapi, bukan mencangkokan uang lima ratus perak itu ke komponen ECU.
Melainkan, uangnya ditukarkan dengan sebatang resistor yang seharga itu.
Resistor ini bisa digunakan untuk memanipulasi data yang dibaca 02 sensor alias sensor oksigen.
(BACA JUGA: )
Intinya, data yang dihantarkan O2 sensor ke ECU, sebelumnya ditahan resistor.
Data ini berisi perintah ke ECU berupa voltase, yang nanti dikonversikan menjadi semprotan bahan bakar oleh injektor.
Bisa dibilang sensor untuk menentukan basah atau kering, perbandingan bensin dan udara.
(BACA JUGA: )
Perbandingan awal, Vario 125 di dyno. Power, 9,70 hp/ 8.900 rpm dan torsi 9,60 Nm/ 6.400 rpm.
Lalu dicangkokan kembali resistor 0,47 Ohm.
Faktanya, bisa mendongkrak naik power dan torsi. Hasilnya, power jadi 9,98 dk/ 8.900 rpm dan 9,79 Nm/ 6.100 rpm.
Naik sekitar 0,28 dk dan 0,19 Nm.
Gimana cara pasangnya? Simak nih.
Pertama lepas dulu Soket dan Kabel O2 sensornya.
Letaknya kabel berada di holder coil, soket bawah menancap di O2 sensor yg letaknya dibawah busi, langsung cabut saja.
Soket atas berada diholder koil, lepas dengann hati-hati.
Kalo udah terlepas, maka wujudnya seperti ini.
Untuk semua type Honda injeksi bentuknya sama saja.
Mau CBR, Vario, PCX, Supra X , Verza dll.
Siapkan Resistor 0,47 ohm untuk setingan kering atau 1 ohm untuk setingan basah.
Potong kabel O2 sensor kira-kira 3 cm dari soket atas.
Kerok ujung Resistor dengan cutter dengan maksudnya agar sambungan dgn kabel nantinya akan lebih kuat daripada disolder ke kaki tembaganya.
Lalu hubungkan secara seri antara kabel dan Resistor dengan timah usahakan solderan kuat dan rapi.
Tutup badan Resistor dengan selongsongnya biar aman dari panas mesin.
Setelah di pasang Resistor kabel soket O2 sensor jadi sedikit lebih panjang.
Rakit kembali deh.
KOMENTAR