MOTOR Plus-online.com - Kabar terbaru memastikan kalau kontrak kerjasama antara Tech3 dengan Yamaha akan berakhir tahun ini.
Tech3 nampaknya akan hijrah ke pabrikan lain di tahun 2019 mendatang.
Selain soal pabrikan pengganti, nasib Johann Zarco bersama Tech3 juga jadi pertanyaan.
Pasalnya, Zarco juga salah satu pembalap bidikan tim pabrikan Yamaha.
Penampilannya yang apik bersama YZR-M1 bikin Yamaha kepincut.
(BACA JUGA : Valentino Rossi Jadi Penyebab Utama Yamaha Bercerai dengan Tech3?
Dengan berjalannya waktu rumor pensiunnya Valentino Rossi dalam waktu dekat, Zarco disebut sebagai calon kuat pengganti Vale di Yamaha.
Memang banyak rider yang tengah mengincar posisi Rossi, salah satu caranya adalah membuktikan performa terbaiknya selama balapan berlangsung.
Rumornya, Vale bakal pensiun di 2019 nanti. Dan dipastikan jika Rossi pensiun, Yamaha bakal mencari penggantinya.
Meski begitu, Zarco menolak jika masa depannya ditentukan oleh Valentino Rossi.
(BACA JUGA : Video Bule Cantik Bawa Matic Nyebur ke Sawah di Bali Jadi Viral)
Juara dunia Moto2 2015-2016 tersebut berjanji bakal tampil maksimal supaya layak mendapat dukungan dari pabrik.
"Saya bisa membuktikan bahwa saya punya kemampuan untuk mengerahkan potensi motor, saya yakin tidak akan jauh dari tiga besar dan inilah target saya musim ini," beber Zarco.
Di sisi lain, pabrikan KTM tengah menunggu keputusan Zarco untuk menggaetnya bergabung di musik mendatang.
(BACA JUGA : 20 Tahun Kerjasama Akhirnya Tech3 Putuskan Pisah dengan Yamaha)
"Yamaha menunggu keputusan Vale, dan semuanya tergantung saya untuk meyakinkan mereka untuk hisa finish diantara rider pabrikan. Makanya karier saya bukan dari keputusan Vale," bebernya.
Hal tersebut bakal dibuktikan dengan mesin yang beda jauh dengan Vale dan Maverick Vinalez.
Zarco sendiri musim 2018 bakal menggunakan mesin yang berbeda.
"Tech 3 merupakan tim satelit Yamaha dengan menggunakan motor setahun sebelumnya, jadi saya akan balap dengan motor M1 versi 2017," tutupnya.
| Penulis | : | Mohammad Nurul Hidayah |
| Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR