MOTOR Plus-online.com - Sampai saat ini angka kecelakaan kendaraan di Indonesia baik motor ataupun mobil masih tinggi.
Tentu banyak faktor yang mempengaruhi kecelakaan ini bisa terjadi.
Di samping faktor ketaatan dalam berlalu lintas, ternyata salah persepsi soal mengerem juga disebut sebagai salah satu penyebabnya.
Hal tersebut diungkapkan trainer Indonesia Safety Driving Center (ISDC) Norman Syam, yang menilai banyak masyarakat yang masih tak paham soal prinsip mengerem.
Menurut Norman, tindakan mengerem kerap dilakukan masyarakat secara tiba-tiba saat panik, tujuannya tentu untuk menghentikan kendaraan.
(BACA JUGA: Didekati UCET Bikers Langsung Kocar-kacir.. Ternyata Ini Alasannya)
Rupanya prinsip tersebut ternyata salah menurut Norman.
Pasalnya mengerem secara tiba-tiba akan membuat kendaraan makin sulit dikontrol karena ban bisa tergelincir, apalagi bila sistem pengereman belum dibekali ABS.
Norman juga menjelaskan bahwa tindakan itu dilakukan karena masyarakat berpikir bahwa rem adalah untuk menghentikan kendaraan.
Padahal prinsip rem adalah untuk mengurangi laju dari kendaraan.
"Jadi prinsip itu dulu yang harus dipahami," kata Norman.
(BACA JUGA: Diluar Dugaan,Segini Biaya Servis Harley-Davidson yang Harga Motornya Tembus Rp 1 Miliar)
"Kalau mindset mengerem artinya harus berhenti, yang bisa membuat kendaraan berhenti hanya tembok, pohon atau beton," imbuhnya.
Norman menyatakan pengendara yang memiliki mindset mengerem artinya menghentikan kendaraan harus mengubah pola pikir.
Sebab pemahaman dari mengerem yang benar adalah mengurangi kecepatan.
Dengan mengurangi kecepatan, maka pengemudi tidak akan menggunakan rem secara penuh saat situasi darurat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengerem Bukan Berarti Menghentikan Laju Kendaraaan"
Penulis | : | Mohammad Nurul Hidayah |
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR