Dulu Efeknya Memang Dahsyat, Tapi di Zaman Now Penggunaan Kapur Barus Berbahaya!

Arseen - Senin, 26 Maret 2018 | 16:26 WIB
Motorplus.gridoto.com
Kapur barus dicampur bensin

MOTOR Plus-online.com - Kapur barus atau yang dikenal dengan sebutan kamper bisa digunakan untuk menaikan nilai oktan bensin?

Kidz zaman now ada yang tahu enggak nih?

Zaman dulu mencampur kapur barus ke bahan bakar untuk menaikan nilai oktan bahan bakar sering dilakukan.

Namun, sepertinya belakangan sudah jarang yang menggunakan cara ini.

Tentu ada alasan kenapa cara ini mulai ditinggalkan.

(BACA JUGA : Presiden Jokowi Tercyduck Lagi Perpanjang SIM, Supaya Bisa Riding Sama Chopper Land Ya Pak?)

“Kapur barus memang dulu digunakan sebagai additive untuk menaikan oktan bahan bakar jenis gasoline, yang beroktan rendah,” ucap Cecep Rusdi, yang menjabat IH Assessor Environmental Division di salah satu perusahaan bidang sertifikasi, inspeksi, konsultasi dan laboratorium di Jakarta.

Mulai ditinggalkan karena memang penggunaan kapur barus ini sudah tidak optimal dalam mengangkat nilai oktan.

Kandungan napthelene pada kapur barus, hanya beroktan 90.

Makanya dulu sering digunakan pada bahan bakar beroktan 88 seperti jenis Premium.

(BACA JUGA : Waduh! Begini Nasib Driver Ojol Uber Setelah Diakusisi Grab)

Namun, seperti yang kita tahu kalau masyarakat sekarang sendiri jarang menggunakan Premium untuk kendaraan pribadi.

Minimal mereka sudah menggunakan bensin jenis Pertalite yang beroktan 90.

Makanya, Pertalite yang sudah punya nilai oktan 90 angka oktannya tidak akan terangkat efektif jika menggunakan kapur barus.

Karena kapur barus sendiri punya nilai oktan yang sama.

(BACA JUGA : Terkuak Juga Kenapa Valentino Rossi Enggak Pensiun Saat Juara Dunia MotoGP 2009)

Cecep Rusdi juga menjelaskan kalau pencampuran kapur barus dalam bahan bakar bisa berbahaya bagi kesehatan.

Walaupun naphthalene bisa terbakar dalam ruang bakar, namun pada pengujian emisi, kadar HC sering muncul.

Itu membuktikan kalau naphthalene tidak terbakar sempurna.

Efek kesehatan pada tingkat akut (jangka pendek), dapat menyebabkan neurotoxic, seperti vertigo, gastrointestal distress dan hepatic.

Bila terkena mata, bisa menyebabkan katarak.

Penulis : Arseen
Editor : Arseen


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular