Alhasil, bukan pesawat terbang ataupun kendaraan roda atau mobil melihat medan yang sulit untuk dilewati, jadi alasan warga memilih transportasi roda dua.
Ditimbang-timbang , sebenarnya lebih mahal naik ojek dengan ongkos mulai Rp 600 – 700 ribu namun frekuensi yang lebih sering jalan jadi pilihan warga.
"Sudah puluhan tahun Indonesia merdeka, tapi jalanan di Kecamatan Seko tidak pernah diperbaiki."
"Kami warga terpencil makin tersingkirkan dengan kondisi fasilitas yang tidak pernah diperbaiki," kata Ullang, salah seorang warga yang dihubungi via telepon seperti dikutip dari Kompas.com.
Ullang menjelaskan, kondisi di Kecamatan Seko bukan hanya melalui kubangan lumpur saja, melainkan juga menanjaki gunung dan melewati beberapa anak sungai.
Terkadang mengharuskan pengendara dan penumpang, saling bantu untuk mendorong motor dari jebakan lumpur.
"Paling cepat kami tiba di Perkampungan Seko itu 8 jam dari pangkalan ojek Sabbang, namun tidak jarang kami harus menginap di tengah perjalanan kalo turun hujan. Itu tarif ojeknya Rp 700.000," imbuhnya.
(BACA JUGA: Anak Racing Enggak Tau Total Loss Kelaut Aja, Nih Video Penjabarannya)
Dijelaskan Ullang pula, rata-rata motor ojek di Kecamatan Seko dari motor bebek yang telah dimodifikasi bentuknya menjadi mirip motor trail dan menggunakan ban off-road.
"Tarif ojek di Seko menjadi tarif ojek termahal di Indonesia. Sekali naik ojek penumpang dikenakan tarif Rp 600.000 hingga Rp 700.000.”
Editor | : | ARSN |