MOTOR Plus-online.com - Lagi-lagi teroris memporak porandakan keamanan dan ketenangan warga Surabaya, Jatim.
Belum usai pemboman 3 Gereja, halaman Mapolres Surabaya kembali jadi sasaran bom pada Senin (14/5/2018) kemarin.
Mengapa Surabaya jadi sasaran dan para pelakunya seluruhnya anggota keluarga.Kembali Tribunjatim.com menemui Ali Fauzi, sang mantan kombatan Jamaah Islamiyah (JI) yang juga adik kandung Amrozi, tersangka Bom Bali I pada Senin (14/52018).
(BACA JUGA: Walikota Surabaya Kaget Pemotor yang Ngebom 3 Gereja di Surabaya Ternyata dari Keluarga Seperti Ini)Menurut Ali Fauzi, benar untuk yang pertama di Indonesia teroris mengajak semua anggota keluarganya, suami, anak anak dan istrinya.Praktik semacam itu sudah biasa dilakukan oleh para teroris di luar negeri seperti Syiriah dan Irak.Sudah biasa teroris mengajak semua anggota keluarga bersama untuk melakukan aksi bom bunuh diri."Di Indonesia memang baru pertama kali ini. Kalau di Siria dan Irak sudah biasa," ungkapnya.
(BACA JUGA: Merinding... Kenapa Anak Kecil Bisa Selamat di Motor saat Bom Meledak di Mapolres Surabaya? Ini Kata Polisi)Pola ini (bom bunuh diri bersama anggota keluarga, red) memang mengadopsi praktek-praktek di luar negeri.Mengajak anggota keluarga melakukan teror, dan bahkan siap mati itu karena ingin mengajak semua anggota keluarganya masuk surga.
Keyakinan itulah yang menyebabkan mereka sampai mengajak anggota keluarganya untuk mati bersama.Terkait sasaran di Surabaya, menurutnya, karena Surabaya atau Jawa Timur selama ini sebagai reproduksi calon pengantin dan juga reproduksi bom.
(BACA JUGA: Kocak... Video Pemotor Diteriakin Jangan Berteduh, Langsung Mundur dan Kepanasan)Dipilihnya Jawa Timur juga terkait terbatasnya pendanaan, mereka tidak perlu mengambil orang orang dari luar daerah.Bukan mengalihkan sasaran dari Jakarta ke Surabaya.Tren melibatkan seluruh anggota keluarga itu sudah biasa.Contohnya dari Desa Tenggulun Kecamatan Solokuro, tiga saudara sekaligus adik, kakak, bahkan keponakan dan sepupu pernah terlibat dalam jaringan teroris.
(BACA JUGA: Per Kick Starter Honda CB, GL dan Tiger Series Rawan Patah, Begini Cara Mensiasatinya)"Tidak aneh lagi," ungkapnya.Dalam pemahamannya, teror semacam ini masih menjadi ancaman di Indonesia.
Pola-pola ISIS ini, termasuk JAD, pengikutnya cukup banyak dan menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia."Cukup banyak pengikut JAD," katanya.
(BACA JUGA: Mantan Teroris Ungkap 3 Alasan Wanita dan Anak Kecil Dijadikan Alat Bom Bunuh Diri Pakai Motor)Dan teroris ini sudah komplikasi, maka penanganannya harus melibatkan ahlinya.