MOTOR Plus-online.com - Di grup FB Alexis Custom, Yamaha MX King 2015 ini populer dengan sebutan motor artis.
“Sebab motor ini pakai knalpot paling mahal. Harga knalpotnya aja Rp 68 juta!” sambung Hidayat Soetanto pemilik toko dan bengkel modifikasi di Banyuwangi ini.
Mendengar penuturan ini, MOTOR Plus langsung memberondong dengan pertanyaan, knalpot merek dan tipe apa? Lalu dibuat dari bahan apa?
Hidayat langsung menjawab, “Itu knalpot ori CBR250RR. Waktu itu (Desember 2016), CBR baru aja launching. Jadi belum ada yang jual knalpot orinya. Karena terlanjur suka, saya jadi terpaksa beli 1 unit CBR250RR. Hanya diambil knalpotnya aja, sementara motor dipakai sama adik dan diganti pakai knalpot Prospeed. Jadi kalau ada pertanyaan, berapa harga knalpotnya, ya saya jawab aja sambil bergurau, Rp 68 juta, tapi gratis motor!”.
(BACA JUGA : Pembalap Motor Luar Negeri Sering Datang ke Alexis Hotel, Bisa Sampai Subuh)
“Kebetulan silencer-nya model slip-on. Jadi tinggal dibuatkan leher, disesuaikan dengan silencer CBR,” tutur Hidayat yang sengaja membikin diameter leher knalpot lebih besar (40mm) dibanding diameter ori yang 30 mm.
“Tujuannya agar bisa mendapatkan power yang lebih besar, karena motor ini udah pakai ban dan pelek lebih lebar,” ujar Hidayat.
Untuk sektor mesin, cukup main porting polish aja sama pasang dual booster plus fuelpump custom.
(BACA JUGA : Garang Abis! Yamaha Scorpio Digarap Bergaya Supermoto)
“Macam-macam lah. Ada yang bilang motor artis… motor sultan… dan lain-lain lah. Malah ada orang Malay yang jiplak persis konsepnya,” tutup Hidayat yang libur tahun baru kemarin baru saja turing pakai motor ini hingga 0 Km Ujung Timur.
Data Modifikasi
Pelek: RCB SP550
Ban depan: FDR 90/80
Ban belakang: Pirelli Diablo Rosso 140/60
Swingarm: custom
Monoshock: YSS
Disc brake depan: Fastbikes
Discbrake belakang: TDR
Footstep: Fastbikes (underbone set)
Cover engine: Rizoma
Knalpot: CBR250RR
Bengkel Modifikasi: Alexis Custom, Jl. Widuri No. 4, Banyuwangi
HP: 083853596221
Penulis | : | Mohammad Nurul Hidayah |
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR