MOTOR Plus-online.com - Menderek motor yang mogok enggak gampang seperti menderek mobil.
Soalnya, pada motor tidak terdapat pegangan khusus untuk menempatkan tali derek.
Sobat wajib paham bagian mana saja yang boleh dan aman untuk dipasangkan tali derek.
Biar enggak salah, nih ada tips menderek motor mogok.
(BACA JUGA: Jangan Salah, Cuma Akibat Tutup Tangki Bermasalah Mesin Motor Bisa Mogok Lho)
Tips menderek motor mogok ini untuk motor jenis sport.
Dengan bobot yang berat motor ini sedikit sulit untuk diderek.
Beberapa komunitas motor di luar negeri punya tips tersendiri.
Contohnya yang satu ini, memasang tali derek pada footstep sepeda motor.
(BACA JUGA: Motor Matic Mogok Didorong Bisa Bikin Rusak, Alasannya Apa?)
Menurutnya, menempatkan tali ke footstep termasuk aman karena tidak mengganggu gerak rider.
Ditambah, tinggi pijakan setiap motor tidak jauh berbeda.
Dengan begitu, arah dan tinggi tali bisa sejajar antara yang depan dan belakang.
Hal ini yang membuat posisi menderek bisa lebih aman.
(BACA JUGA: Driver Ojol Ancam Mogok Besar-besaran Senin Besok, Manajemen Go-Jek Malah Bilang Begini)
Untuk mencontoh tips menderek motor mogok ini gampang.
Buat motor yang pakai penyalur tenaga ke roda jenis rantai, perhatikan posisi rantai.
Jika rantai ada di sebelah kiri, pengendara depan wajib memasang tali di footstep kanan.
Hal ini untuk menghindari tali terlilit pada rantai atau gir.
Sedangkan untuk posisi pemasangan di motor yang mogok, harus pada posisi kiri.
Di buat menyilang agar kedua motor bisa lebih seimbang.
(BACA JUGA: Jarang yang Tahu.. Merek dan Tipe Helm Apa yang Paling Banyak Dipakai Pembalap MotoGP?)
Sobat yang mau mempraktekan juga harus tau posisi rider.
Tempatkanlah rider dengan skill lebih tinggi pada posisi motor yang diderek.
Sebab, beberapa hentakan akibat tarikan bisa membuat motor tidak stabil.
Oleh sebab itu dibutuhkan rider yang piawai di posisi belakang.
Unutk rider depan, usahakan bawa motor tetap stabil terutama saat melakukan akselerasi dan pengereman.
Penulis | : | Arseen |
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR