MOTOR Plus-online.com - Banyak yang penasaran, lebih enak pakai pelek model palang alias racing atau pelek jari-jari alias spoke untuk motor yang jalan di aspal?
Buat menjawab, bagaimana kita tanyakan langsung ke pembalap nasional.
Mereka pernah pakai pelek jari-jari dan palang di arena balap.
Jadi, tahu apa efeknya secara lebih mendalam karena di balap dipakainya dengan cara ekstrem.
(BACA JUGA : Jatuh Banget.. Segini Beda Gaji Jorge Lorenzo di Ducati dan di Honda Musim Depan)
"Paling terasa bedanya ketika dipakai di trek permanen. Misalnya Sentul besar, Sentul Karting, Kenjeran dan Binuang. Pelek palang lebih bagus untuk cornering high speed," ungkap Muhamad Fadli, mantan pembalap nasional yang sekarang fokus membuka sekolah balap.
Bahkan menurut Fadli, doi sempet jajal pakai pelek jari-jari.
Tapi, hasilnya kurang bagus buat lahap tikungan yang bisa dilumat dengan kecepatan tinggi.
"Sejak itu, enggak pernah pakai pelek jari-jari. Palang terus," bilang Fadli yang tinggal di Cibinong, Bogor, Jawa Barat.
(BACA JUGA : Sebelum Gantikan Posisi Lorenzo, Tim Pramac Punya Permintaan Khusus Buat Petrucci)
Diakui juga oleh Wawan Hermawan yang rajin membela tim Astra Motor Racing Team.
"Ketika dipakai buat cornering, pelek palang cenderung lebih stabil dan rigid. Enggak ada gejala ban geol meski gas dibuka spontan," timpal Wawan yang juga punya sekolah balap.
Toh, ada juga kelebihan ketika aplikasi pelek palang.
Yaitu lebih mempermudah saat pemasangan.
(BACA JUGA : Terungkap.. Ternyata Begini Sejarah Asal Mula Tradisi Mudik di Indonesia)
Karena ketika aplikasi pelek palang, tak lagi pakai ban dalam.
Akibatnya, waktu lebih efisien.
Selain itu, maintenance pelek palang juga lebih mudah.
Enggak perlu setel jari-jari agar center, tinggal kasih timah di pelek buat balance.
Tetapi, kenyamanan pelek palang bakal berkurang ketika ketemu sirkuit yang kerap diaplikasi MotoPrix alias sirkuit dadakan.
(BACA JUGA : Jorge Lorenzo Bisa Sukses di Honda Kalau Bawa Orang Ini )
Sirkuit dadakan biasanya permukaan aspal tidak sepenuhnya mulus.
"Kalau untuk trek dadakan, cocoknya pakai pelek jari-jari. Karena pelek ini lebih fleksibel. Terutama untuk meredam entakan," tambah Wawan yang pendapatnya serupa dengan Fadli.
Karena di trek dadakan, lebih butuh akselerasi ketimbang speed cornering.
Bagaimana, paham kan?
Penulis | : | Mohammad Nurul Hidayah |
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR