MOTOR Plus-online.com - Beberapa pengguna Yamaha NMAX ada yang mengeluhkan cepat habisnya kampas rem motor mereka.
Tentu ada alasan yang membuat kampas rem di Yamaha NMAX bisa lebih cepat habis dibandingkan motor lainnya.
M. Abidin selaku GM After Sales & Motorsport PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) pernah memberikan penjelasan mengenai hal ini.
Kampas rem yang lebih cepat habis pada Yamaha NMAX berkaitan dengan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.
(BACA JUGA : Awas.. Rem Motor Enggak Langsung Pakem Saat Ganti Kampas Baru, Ternyata Ini Penyebabnya)
"Ini berkaitan dengan regulasi pemerintah yang menganjurkan penggunaan material non asbes. Kita mengikutinya karena lebih peduli terhadap lingkungan," ucap Abidin.
Selama ini bahan asbes menjadi material utama kampas rem karena mampu menyerap dan melepaskan panas dengan optimal ketika terjadi gesekan.
Bahan ini juga terkenal awet dan tahan lama ketika menjadi kampas rem.
Nah, sekarang pabrikan kendaraan lebih memilih menggunakan rem organik yang umumnya dubuat menggunakan material kaca, karet dan resin.
(BACA JUGA : Gokil.. Kawasaki Vulcan S Dirombak Total dan Dipasangkan NOS Buat Drag Bike)
Secara kerja, material ini juga mampu menahan panas tinggi dan bekerja baik sebagai kampas rem.
Hanya saja material ini cenderung lebih lembut sehingga lebih mudah terkikis.
Namun, harus diketahui juga kalau cara berkendara juga menentukan umur kampas rem.
Banyak bikers juga yang memperlakukan atau menggunakan sistem rem cakram dengan salah.
(BACA JUGA : Bikers Bakal Aman.. Polisi Bentuk Tim Anti Begal yang Bisa Tembak Penjahat Dari Jarak 400 Meter)
Seperti tidak sengaja memencet tuas rem ketika menggantung jari tangan di tuas rem.
Ini yang bikin usia pakai kampas rem jadi lebih cepat.
Selain itu kondisi jalan yang stop and go dengan intensitas penggunaan rem yang tinggi juga jadi salah satu penyebab cepat ausnya kampas rem.
Jadi, faktornya sendiri sebenarnya sangat banyak dan tidak cuma terjadi di NMAX saja.
Penulis | : | Mohammad Nurul Hidayah |
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR