MOTOR Plus-online.com - Sekitar akhir tahun lalu sirkuit Gelora Bung Tomo (GBT) baru kebanggan warga Jatim terutama Surabaya sudah selesai dikerjakan, sirkuit yang dibikin khusus oleh Walikota Surabaya Tri Risma menjadi icon baru untuk otomotif Jatim.
Event demi event pun sudah digelar, mulau dari event open, kejurnas drag bike hingga kejurnas road race sudah mampir di GBT.
Tapi, sayangnya semakin kesini justru sirkuit tidak terjamah oleh penyuka otomotif Jatim.
Dari event di Jatim pun enggan mengadakan balap di GBT, padahal Tri Risma sudah menyediakan fasilitas terbaik untuk otomotif Jatim dan dengan syarat tanpa dipungut biaya.
(BACA JUGA: Video Detik-detik Balap Liar Kocar-kacir Disergap Polisi, Joki Tinggalin Motor di Pinggir Pantai)
"Tanpa dipungut biaya itu untuk penyelenggara atau penonton?
Kalau untuk penonton kita rugi, sewa lahan sudah mahal tapi tidak ada pemasukan dari penonton," bilang salah satu penyelenggara Jatim yang enggan disebutkan namanya.
Itu dari penyelenggara, bagaimana dengan komunitas atau hobby?
Nyatanya tidak seramai sirkuit Kenjeran dulu sebeluk ditutup.
(BACA JUGA: Tinggalkan Suzuki, Andrea Iannone Merasa Beruntung Bisa Gabung Aprilia, Ini Sebabnya)
Justru banyak keluhan datang dari komunitas atau hobby cornering dan komunitas motor besar.
Kenyataannya memang mereka tidak diberi izin untuk latihan di sirkuit kebanggan warga Surabaya.
Tidak percaya begitu saja, EmPlus langsung menanyakan kepada Kadispora via telepon.
Nyatanya memang harus ada proposal masuk pada Dispora, kemudian tunggu diproses entah diberi izin atau tidak.
(BACA JUGA: Walaupun Diberhentikan, Perwira Menengah Pemukul Kepala 7 Polisi Pakai Helm Kasus Pidananya Tetap Berlanjut)
Hingga saat ini sepengetahuan EmPlus pun hanya komunitas cornering yang bisa dan sering mengadakan agenda latihan.
Bagaimana nasib komunitas dan hobby lain yang ingin latihan?
"Kalau gabung dengan cornering waktunya terbatas, mungkim karena terlalu banyak peserta dan kelas.
Jadi kita kurang bisa bebas kalau latihan," ungkap salah satu penggemar moge.
(BACA JUGA: Setelah Hantam Kepala 7 Polisi Pakai Helm Sampai Terluka, Perwira Menengah Akhirnya Diberhentikan)
Informasinya, justru hingga sekarang sirkuit GBT minim sekali event.
Padahal seharusnya sirkuir bisa digunakan selayaknya sirkuit Kenjeran atau Sentul yang bisa digunakan sewaktu-waktu tanpa harus melalui prosedur pengajuan proposal segala.
Bagaimana nasib pembalap Jatim dan tim Jatim, jika memiliki sirkuit tapi susaj sekali untuk mengadakan latihan atau setting motor.
Hallo Kadispora dan Bu Risma, ada yang bisa membantu menjawab?
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR