MOTOR Plus-online.com - Mungkin terlihat sepele bagi sebagian orang profesi tukang sayur itu.
Namun keberadaannya selalu dinantikan bagi ibu-ibu rumah tangga di sekitar tempat tinggal.
Bahkan, keberadaan tukang sayur yang menjajakan barang dagangan dengan harga murah kerap dianggap sebagai idola bagi ibu-ibu.
Biasanya tukang sayur melintas berkeliling sekitar pemukiman warga pada waktu pagi hingga menjelang tengah hari.
Tukang sayur biasanya menjemput rejeki dengan gerobak atau sepeda motor yang telah dimodifikasi.
(BACA JUGA: Bukan Cuma Jadi Official Partner, IPONE Oil Juga Support Pembalap Indonesia di MXGP)
Namun seorang penjual sayuran satu ini beda dari yang lain.
Pasalnya, alih-alih menggunakan gerobak, pria satu ini menjual barang dagangannya dengan menggunakan motor sport.
Dikutip dari Kompas.com, Setiap hari, Tanto Dwi Anggoro mengantongi laba Rp 250.000 dari berjualan sayur-mayur keliling di Kota Magelang.
Nominal tersebut dinilai lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya.
Nama pria berusia 29 tahun itu akhir-akhir ini menjadi pembicaraan di masyarakat, termasuk media sosial.
(BACA JUGA: Lagi Dipengaruhi Miras, 2 Pemuda Tabrak Separator Busway di Jakpus, Nyawanya Ikutan Melayang)
Tak lain karena aksinya berjualan sayur keliling menggunakan motor sport Yamaha R25 250 cc.
Dwi—panggilan akrabnya—mengaku bersyukur.
Berkat ketekunan dan kerja keras, ia bisa menabung selama lebih dari enam tahun untuk memperoleh sepeda motor impiannya, meski "hanya" berjualan sayur keliling.
"Setiap hari saya nabung Rp 20.000 dari jualan sayur keliling. Setelah terkumpul dan mendapat pinjaman dari saudara, saya belikan motor ini. Saya beli kontan," kata Dwi kepada Kompas.com di Magelang, Minggu (28/12/2014).
Ayah satu anak itu mengaku sudah lama bercita-cita ingin memiliki sepeda motor yang biasa dipakai untuk balapan.
(BACA JUGA: Jangan Bingung.. Ini Dia Istilah dan Arti Macam Rintangan di Sirkuit Motocross)
Harganya yang sekitar Rp 54 juta membuat ia bekerja keras menyisihkan penghasilannya setiap hari.
Bahkan, dia juga berjualan nasi goreng pada malam hari setelah berkeliling berdagang sayur pada pagi hingga siang hari.
Dwi berjualan nasi goreng dengan dibantu sang Istri, Siti Aisyah, di sekitar rumahnya di Kampung Jambesari, Kelurahan Wates, Kota Magelang, Jawa Tengah.
Dwi berkata, dia sejak kecil memang terbiasa bekerja mencari penghasilan sendiri.
Dwi mengaku tidak rendah diri meski hanya mampu menamatkan sekolah menengah pertama (SMP).
(BACA JUGA: Lagi Mantau, Kabarnya Suzuki Indonesia Sudah Siap Produksi Motor Trail)
Dia memilih untuk bekerja di bengkel milik kakaknya di Jawa Timur sebelum menjadi tukang sayur seperti sekarang.
"Meski pendapatan pas-pasan, kalau cermat mengaturnya, pasti bisa mencukupi kebutuhan. Uang yang saya dapat tiap hari saya bagi-bagi sesuai pos kebutuhan. Misalnya untuk beli bensin per hari, jatah istri per hari, bayar sekolah anak, termasuk bayar utang, dan sebagainya," ucap Dwi.
Sebelumnya, Dwi berkeliling jualan sayur dengan mengendarai Honda Tiger.
Setelah itu, ia lalu beralih menggunakan motor matik Yamaha Mio, dan terakhir dengan motor sport berwarna kombinasi putih dan biru itu.
Beruntung, motor kesayangannya itu tidak terlalu ribet dalam perawatan, dan termasuk irit bahan bakar.
Setiap hari, Dwi cukup mengisi bensin Rp 20.000 untuk berkeliling.
Ia mulai dari belanja di Pasar Tegalrejo, Kabupaten Magelang, lalu menemui pelanggannya di kawasan Potrobangsan-Wates-Polosari-Pucangsari Kedungsari hingga kembali ke rumahnya di Jambesari, Kota Magelang.
Dwi tidak memungkiri jika pasang surut kehidupan selalu terjadi.
(BACA JUGA: Kecolongan, Kapolda SumSel Instruksikan Kapolres Tangkap Hidup Atau Mati Begal Yang Tewaskan Remaja 16 Tahun)
Tidak setiap hari sayur dagangannya laku terjual.
Ia pun berkreasi mengolah sisa sayur segar itu menjadi kluban (urap sayur) siap santap yang kemudian ia jual kembali.
Sebelumnya diberitakan, aksi Dwi ini menghebohkan media sosial setelah seseorang mengunggah fotonya di Facebook.
Beragam komentar netizen ditujukan kepadanya, tidak terkecuali teman-teman dan pelanggannya.
"Banyak yang komentar kalau saya ini 'gila'. Pelanggan saya juga bilang 'nggaya, masa tukang sayur saja naik motor balap kayak gini. Kenapa enggak sekalian pakai mobil'," ujar Dwi terkekeh.
Padahal seperti dikutip dari Grid Oto, harga Sparepart motor Yamaha R25 terbilang tidak murah dibanding motor biasa.
Berdasarkan harga eceran tertinggi yang tertera di aplikasi Yamaha Part Katalog IDN pada 24 Juni 2018, untuk satu Headlamp assy saja dibanderol harga Rp 1.312.000.
Dan harga motor Yamaha R25 tahun 2014 bekas dibanderol Rp 43 juta.
KOMENTAR