MOTOR Plus-online.com - Di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir Yamaha selalu menjadi pelopor pasar.
Terakhir, kemunculan Yamaha NMAX menjadi babak baru hebohnya tren motor matik gambot di Indonesia.
Namun tidak seperti biasa karena Yamaha malah tertinggal dalam hal motor hibrida.
Pasalnya PT Astra Honda Motor (AHM) sudah mulai menjual sepeda motor berteknologi hibrida, melalui skuter PCX Hybrid.
(BACA JUGA : Jarang yang Tahu.. Ternyata Yamaha Byson FI Ada Versi Fairingnya)
Dalam satu tahun ditarget bisa terjual sekitar 2.000 unit atau menyesuaikan dengan rencana produksi.
Merek motor asal Jepang itu pun optimistis bahwa ke depan motor yang diproduksi dan dijual akan memiliki teknologi canggih serta modern.
Bahkan akhir tahun ini pun akan menambah varian PCX dengan menghadirkan versi listrik (EV).
Lantas, bagaimana dengan Yamaha sebagai merek motor terbesar kedua di Indonesia, apakah sudah siap menyambut era modern seperti itu?
(BACA JUGA : Pasti Enggak Kepikiran, Kenapa Ban Warnanya Hitam?)
Antonius Widiantoro, Manager Marketing PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing ( YIMM) mengatakan bahwa secara teknologi tidak masalah.
Sebab, Yamaha pun sudah punya dan siap memasuki era modern.
"Perlu diingat bahwa penerapan teknologi juga harus sesuai dengan kebutuhan, agar tidak menjadi sia-sia nantinya," ujar Antonius kepada Kompas.com belum lama ini.
Antonius menambahkan, produk Yamaha yang sudah dibekali teknologi hibrida bisa dilihat pada Grand Filano yang belum lama ini generasi terbarunya meluncur di Thailand.
(BACA JUGA : Stoner Punya Harapan Buruk Buat Marquez, Katanya Biar MotoGP Lebih Seru)
Skuter retro modern berkapasitas mesin 125 Blue Core itu telah dibekali sistem hibrida.
Kemunculan Grand Filano Hybrid juga sebagai bukti bahwa Yamaha akan masuk era motor berteknologi tinggi dan modern.
"Kita lihat perkembangan pasar ke depannya juga seperti apa," ucap Antonius.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Yamaha Mau Ikutan Main Motor Hybrid?",
Penulis | : | Mohammad Nurul Hidayah |
Editor | : | Mohammad Nurul Hidayah |
KOMENTAR