MOTOR Plus-online.com - Penggemar motor klasik pasti paham varian CB milik Honda.
Motor Honda CB pertama kali muncul di Indonesia tahun 1970-an yang dibawa Federal Motor.
Varian yang terbilang populer di Indonesia selain CB adalah CG.
Namun demikian, varian Honda CB yang dianggap paling istimewa adalah CB750.
(BACA JUGA: Kesal dan Sebut Motornya Seperti Kotoran, Pembalap MotoGP Ini Akhirnya Minta Maaf)
Honda CB750 pertamakali dirakit di Jepang tahun 1969.
Kenapa motor ini bisa dikatakan spesial dibanding varian CB lainnya?
Karena memang Honda CB750 merupakan motor sport pertama yang disebut superbike.
Kerennya, Honda CB750 merupakan motor yang mengusung mesin 4 silinder moderen pertama di dunia.
(BACA JUGA: Mengejutkan! Dipakai Harian, Ban Motor MotoGP Hanya Bertahan Sampai Km Segini)
Honda CB750 merupakan jawaban untuk pasar Amerika Serikat yang memang lebih menyukai motor ber-cc besar atau moge.
Karena itu, pihak Honda di Amerika Serikat meminta Honda Jepang merakit motor baru yang bisa bersaing di sana.
Akhirnya sang pendiri, Soichiro Honda langsung menyiapkan motor dengan spesifikasi luar biasa tersebut.
Honda juga membenamkan kesan klasik dan spesial dan tampil dengan gaya sport bike yang mewah dan gagah.
(BACA JUGA: Terungkap! Ternyata, Masao Furusawa Pensiun Dampak Valentino Rossi Cabut Dari Yamaha)
Serta desain knalpot yang mirip motor balap yang tenar pada era tersebut.
Honda CB750 mengusung mesin 4-stroke, 4 silinder sejajar, SOHC, 2 valve per silinder, kapasitas 736 cc.
Motor legendaris ini mampu menyemburkan tenaga 50 kW atau 67 HP pada putaran 8.000 rpm dan torsi puncak menembus angka 60 Nm pada putaran 7.000 rpm, melalui gearbox 5 percepatan.
Motor ini diproduksi sampai tahun 2003, dengan sekali perubahan besar tahun 1978, termasuk perubahan mesin dan model.
(BACA JUGA: Emosi Disenggol dan Terjungkal ke Aspal, Peserta Lari Marathon Terlibat Duel dengan Pemotor di Surabaya)
Tahun 2007, motor ini sempat diproduksi ulang dengan postur berkendara yang lebih nyaman (tegak).
Penulis | : | Ahmad Ridho |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR