Kisah Pejuang Bandung yang Mengincar Motor Penjajah Demi Merdeka

Mohammad Nurul Hidayah - Jumat, 17 Agustus 2018 | 14:08 WIB
Dok
Ilustrasi motor pada zaman penjajahan

MOTOR Plus-online.com - Saat ini kota Bandung di Jawa Barat mungkin menjadi tempat berkumpulnya beragam klub dan komunitas motor di Indonesia.

Ternyata, sejarah motor di Bandung sudah dimulai pada masa penjajahan.

Dilansir dari ridingread.com, warga Bandung tahun 1930 sampai 1940-an enggak asing dengan opsir Belanda yang mondar-mandir dengan motor bersespan kosong.

Maklum, dulu sespan digunakan sebagai tempat para penjahat perang.

(BACA JUGA : Masih Ingat? Indonesia Nyaris Punya Motor Nasional, Desainnya Modern Banget)

Mereka menangkap lalu memboyong naik sespan ke markas. 

“Mereka sering masuk kampung pakai H-D buat ngontrol penduduk. Paling dominan memang mencari bajingan untuk diangkut ke sespannya,” tambah Nana Sutisna, penduduk Bagus Rangin yang tahun 1940-an berusia belasan.

Pemerintah Belanda punya pasukan bermotor berjuluk CORO (Cursus Opleiding Reserve Officieren). 

Mereka ini perwira cadangan yang setiap Sabtu sore, unjuk kekuatan lewat upacara bendera yang disebut Vlag Vertoon dan Taptoe.

(BACA JUGA : Jangan Lupakan Sejarah, Ternyata Presiden Pertama Indonesia Juga Suka Motor Bro!)

Penampilan mereka gagah dan klimis berbaris meninggalkan Kazerne (Asrama) di daerah lapangan Siliwangi menuju Pieterspark  (sekarang Taman Merdeka) sebelah Utara Jl. Braga.

Saat Bandung dilanda perang, pejuang membakar sendiri bangunan-bangunan agar tidak ditempati Belanda.

Bandung terang benderang oleh api yang dikenang sebagai Bandung Lautan Api. Pejuang kita nggak cuma mengincar senjata Belanda.

Motor-motor yang mereka semplak juga jadi bagian penting perjuangan ini.

(BACA JUGA : Motor Vespa Ini Saksi Sejarah Kekuatan Indonesia di Mata Dunia, Sekarang Harganya Menggila)

Kisah-kisah perampasan selalu jadi cerita heroik  senior-senior kita.

Almarhum Rachmad Hidayat (presiden HDC Pertama), Letnan. Poniman (Alm),H.Bariji (Alm), Kang R.Amir (Alm), Brigjen Somali dan Haryoto Kunto  (Alm) seorang  planolog  kondang, sering bercerita ikhwal ini.

Salah satu buktinya, motor HD 750 Alm. Kang Ayi, tokoh HCB yang secara historis adalah cikal bakal HDCI.

Kabarnya motor ini didapat dari rampasan gerombolan DI-TII saat menyerang kota kelahirannya Sumedang.

(BACA JUGA : Ojol Batalkan Demo Saat Pembukaan Asian Games, Katanya Hal Ini Lebih Penting)

Saat itu ia baru berumur 18 tahun.

Tidak dapat dipungkiri, motor juga berperan aktif dalam perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan.

Source : ridingread.com
Penulis : Mohammad Nurul Hidayah
Editor : Mohammad Nurul Hidayah


KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular