MOTOR Plus-online.com - Punya mesin 125 cc, Yamaha Lexi menjadi keluarga MAXI Yamaha yang kapasitas mesinnya paling kecil.
Walaupun paling kecil, teknologi VVA (Variable Valve Actuation) dan Bluecore tetap disematkan pada Lexi.
Yamaha Lexi sendiri memakai basis mesin Yamaha Aerox 155, tapi dengan berapa penyesuaian.
Salah satunya adalah putaran mesin saat sedang stasioner alias langsam yang cukup tinggi, yaitu di angka 1.500 rpm.
(BACA JUGA:Insiden di MotoGP Aragon, Jorge Lorenzo: Marc Marquez Menghancurkan Kaki dan Karir Balapan Saya)
“Karena terbilang baru di pasaran, ada beberapa konsumen yang menanyakan mengapa putaran mesinnya saat langsam lebih tinggi dari motor kebanyakan,” ujar Saiful, Service Advisor Yamaha Deta Ciputat.
Saiful juga menjelaskan kalau konsumen tidak perlu khawatir karena hal itu sebenarnya normal.
Ia juga tidak menyangkal kalau banyak pemilik Lexi yang meminta untuk menurunkan putaran mesin saat stasioner dengan beragam alasan.
“Dari kami tidak menganjurkan karena khawatir akan mengganggu proses pengisian daya. Efeknya aki cepat tekor,” lengkapnya.
(BACA JUGA:Melihat Balapan MotoGP Aragon, Enggak Salah Memang Kalau Valentino Rossi Disebut Mister Sunday)
Hal itu justru bisa merugikan karena aki menjadi komponen vital di motor injeksi.
Tanpa sumber daya yang cukup dari aki, motor injeksi bisa tidak dapat berfungsi.
Tentunya stasioner mesin sendiri ditetapkan oleh pabrikan karena sudah melalui berbagai pertimbangan tersendiri.
Besarannya pun berbeda-beda tergantung karakter kerja mesin itu sendiri.
(BACA JUGA:Penasaran Sama Fungsi Tabung di Sokbreker? Ternyata Banyak Lho)
“Nah, seandainya putaran mesin lebih rendah atau di atas standar, sebaiknya disetel kembali sesuai anjuran pabrikan,” tutup Saiful.
Penulis | : | Fadhliansyah |
Editor | : | Fadhliansyah |
KOMENTAR