MOTOR Plus-online.com - Beberapa aturan telah diterapkan, mulai dari menggunakan jalur khusus, sistem ganjil-genap, pelarangan motor, penertiban parkir.
Hingga penertiban angkutan umum, pembebasan trotoar dan mobil wajib memiliki garasi.
Namun semua itu belum mampu mengurai kemacetan.
Hingga kini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih bekerja keras mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mengurai kemacetan.
Menurut pengamat transportasi Dharmaningtyas, masalah yang saat ini dihadapi ibu kota lantaran volume kendaraan sudah melebih kapasitas.
(BACA JUGA: Pakai Kode XR250, Apa Harley-Davidson Berkapasitas 250 Cc Suaranya Masih Merdu?)
"Hal yang membuat kemacetan itu sulit diselesaikan karena bertambahnya jumlah kendaraan, dan bertambah jumlah penduduk sehingga secara otomatis macet akan terus timbul," kata Dharmaningtyas kepada GridOto.com di Jakarta, Rabu (17/10/2018).
Menurut Dharmaningtyas solusi terbaik mengurai kemacetan Jakarta adalah pemindahan ibu kota.
"Salah satu solusi agar kemacetan terurai adalah pindah ibu kota, selama ibu kotanya masih Jakarta ya Jakarta akan tetap macet hingga kapan pun," ungkapnya.
"Tapi kalau ibu kotanya pindah, macet tentu akan terjadi lagi. Pindah ke Kalimantan itu bisa saja karena di sana lahannya sangat luas, sementara kalau di Jakarta lahannya sudah penuh," sambungnya.
(BACA JUGA: Siap-siap, Helm Terbaru KYT Baru Bisa Dibeli di IMOS 2018, Segini Harganya)
Fakta di lapangan memperkuat pesimisme Dharmaningtyas jika cara itu adalah jalan satu-satunya.
"Tidak ada lagi solusi lain, mau bangun jalan yang ada malah makin penuh, bangun jembatan penuh lagi. Jadi kalau pindah ibu kota kan secara otomatis kegiatan masyarakat berpindah, kendaraan pun tentu akan berpindah," bebernya.
KOMENTAR